Saham PGEO Ngegas, Setelah Dikunjungi Pemerintah Kenya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten yang bergerak dibidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terpantau melejit pada perdagangan sesi I Jumat (15/9/2023).
Per pukul 10:54 WIB, saham PGEO melejit 12,6% ke posisi Rp 1.385/saham. Saham PGEO pada sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp 1.240-Rp 1.390 per saham.
Adapun dari harga IPO-nya, saham PGEO sudah melejit 58,29%. Dalam sepekan terakhir, saham PGEO sudah melesat 9,49% dan sebulan terakhir saham PGEO sudah terbang 43,3%.
Saham PGEO ditransaksikan sebanyak 24.940 kali dengan volume sebesar 221,14 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 291,29 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 57,33 triliun.
Per pukul 10:54 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 1.350/saham, menjadi posisi dengan antrian beli terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 45.725 lot atau sekitar Rp 6,2 miliar.
Sedangkan di order offer atau jual, pada harga Rp 1.390/saham, menjadi posisi dengan antrian jual terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 52.503 lot atau sekitar Rp 7,3 miliar.
Kembali melesatnya saham PGEO terjadi setelah perwakilan pemerintah dari Kenya mengunjungi PGEO. Hal ini merupakan tindakan balasan Kenya setelah pemerintah Indonesia dan PGEO mengunjungi Kenya pada Agustus lalu.
PGEO melakukan penandatanganan non-disclosure agreement (NDA) dengan Geothermal Development Company (GDC) untuk mempelajari lebih lanjut kemungkinan kerja sama dalam pengembangan potensi panas bumi di Kenya dan Indonesia.
Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi mengatakan Menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) G2G yang sudah disepakati oleh Indonesia dan Kenya pada kunjungan ke Kenya Agustus lalu.
Julfi mengatakan kerja sama dengan Kenya ini sebagai langkah awal PGE untuk menjadi world class green energy company. Saat berkunjung ke Kenya, PGE menandatangani kesepakatan dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan Konsesi Longonot di Kenya, yang memiliki potensi pengembangan sampai dengan 500 MW dimana 140 MW siap untuk di eksploitasi.
Terkait progres kerja sama dengan AGIL, Julfi mengatakan, saat ini kedua belah pihak sedang melakukan sharing data hingga 3 bulan ke depan.
"Tentunya banyak hal bernilai positif bagi kedua negara dalam mengembangkan energi panas bumi," ujarnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (15/9).
Kerja sama tersebut dilakukan pada saat kunjungan ke salah satu negara dari Afrika yang telah sukses menjadikan panas bumi sebagai sumber energi listrik di negaranya.
Pada kunjungan ini delegasi Kenya dan PGE membahas lebih lanjut rencana kerja sama pengembangan panas bumi yang dapat bermanfaat bagi Indonesia dan Kenya. Kunjungan delegasi Kenya ini dilakukan pada 12-13 September 2023.
Julfi mengatakan kunjungan balasan ini menjadi sinyal positif untuk sinergi kedua belah pihak. Setelah adanya kesepakatan yang sudah dibuat saat berkunjung ke Kenya kemarin, pertemuan ini menjadi hal baik.
"Ini menunjukkan kesungguhan dari kedua pihak untuk saling bersinergi mengembangkan potensi energi panas bumi sebagai sumber energi bersih yang menjadi kebutuhan global,"
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)