
Merger Dengan NOBU Belum Tuntas, MNC Bank Mau Rights Issue

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perbankan Grup MNC PT Bank MNC International Tbk. (BABP) atau MNC Bank berencana untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue. Jumlah pelaksanaannya sebanyak-banyaknya 13,50 miliar saham seri B atau sebesar 28,57% dari modal disetor usai right issue.
Mengutip keterbukaan informasi, nilai nominal dari right issues ini adalah Rp 50 per saham. Namun, BABP belum menetapkan berapa harga pelaksanaannya.
Seluruh dana yang diperoleh dari right issue, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan seluruhnya digunakan oleh MNC Bank untuk pemberian kredit dengan tetap memperhatikan ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).
"Rencana Perseroan untuk melakukan Penambahan Modal dengan HMETD akan dilaksanakan segera setelah diperolehnya (i) persetujuan dari RUPSLB Perseroan dan (ii) pernyataan efektif dari OJK atas pernyataan pendaftaran Perseroan sehubungan dengan Penambahan Modal Dengan HMETD ini," ujar manajemen BABP dalam keterbukaan informasi, Rabu (13/9/2023).
MNC Bank berharap rencana right issue ini dapat memperkuat struktur permodalannya, sehingga dapat menambah kemampuannya untuk meningkatkan kegiatan usaha, kinerja, dan daya saing dalam industri yang sama terutama di era digital saat ini.
"Dengan meningkatnya kinerja dan daya saing Perseroan, diharapkan pula dapat meningkatkan imbal hasil nilai investasi bagi seluruh pemegang saham Perseroan," tambah manajemen MNC Bank.
Berdasarkan laporan keuangan 30 Juni 2023, rasio kewajiban penyertaan modal minimum MNC Bank di tingkat 30,94%. Sedangkan penyaluran kredit tercatat sebesar Rp 10,53 triliun.
Sementara itu, bank milik Hary Tanoesoedibjo ini disebut OJK sedang dalam fase kritis dalam proses merger dengan PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik James Riady. Yakni, kedua bank itu sedang dalam fase kepemilikan saham bank hasil merger.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan kedua bank milik James Riady dan Hary Tanoesoedibjo itu telah rampung melakukan evaluasi masing-masing perusahaan.
"Ini saat-saat critical, mereka sudah selesai evaluation tapi sedang berbicara kepemilikan saham, mungkin ada komplikasi teknis," kata Dian dalam konferensi pers secara virtual Rapat Dewan Komisioner Juli 2023, Selasa (5/9/2023).
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Merger MNC Bank & Nobu Milik Orang Terkaya RI Rampung Agustus