Bos Vale Buka-Bukaan Soal 3 Isu Sustainability

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
12 September 2023 06:00
Area pertambangan PT Vale Indonesia tbk. (INCO) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. (CNBC Indonesia/Lucky Leonard Leatemia)
Foto: Area pertambangan PT Vale Indonesia tbk. (INCO) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. (CNBC Indonesia/Lucky Leonard Leatemia)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Vale Indonesia (INCO) berbicara soal sustainability atau keberlanjutan bukan hanya sebagai program atau inisiatif. CEO INCO Febriany Eddy mengatakan saat ini dalam aspek lingkungan industri ekstraktif terdapat tiga isu penting yaitu deforestrasi, emisi karbon, dan keaneragaman hayati atau biodiversity.

Tiga isu penting tersebut menjadi tantangan bagi INCO lantaran area operasionalnya berada di wilayah yang kaya keaneragaman hayati dan garis Wallace. Terlebih, dari wilayah konsensi pertambangan seluas 118 ribu hektar, hanya 48% yang bisa ditambang. Dan dari 48% area yang bisa di tambang, 90% merupakan hutan lindung. "Jadi bisa dibayangkan tantangan yang kami hadapi, bekerja di wilayah kerja yang 90% merupakan hutan lindung dan sangat kaya akan keanekaragaman hayati," tutur Febri.

Dengan kondisi seperti itu, PTVI telah melakukan beberapa inisiatif strategis seperti aktif melakukan reklamasi lahan bekas tambang secara progresif. Targetnya, 70% lahan akan direklamasi hingga tahun 2025. Dalam hal ini, kata Febri, PTVI mengedepankan perencanaan terpadu pertambangan, mulai membuka tambang sampai menutup tambang di waktu yang sama.

Jika berkesempatan ke lokasi penambangan Vale, bisa dilihat penambangan dan reklamasi berjalan beriringan tanpa menunggu area pertambangan tutup. Febri juga menyampaikan beberapa komitmen nyata Vale Indonesia mengawal biodiversity seperti inventarisasi seluruh keanekaragaman hayati sebelum eksplorasi serta program peningkatan kualitas di dekat area pertambangan seperti di Danau Matano.

Tidak hanya soal lingkungan, Febri juga menyampaikan komitmen INCO dalam aspek sosial. Menurutnya, aspek sosial merupakan sebuah peluang, bukan tantangan. Pasalnya, banyak area pertambangan berada di wilayah terpencil dengan infrastruktur yang terbatas. Perusahaan pertambangan bisa berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur, mempromosikan lapangan kerja lokal, kontraktor lokal, dan juga pengembangan masyarakat.

Lebih lanjut Febri mengatakan saat ini, di pihak kontraktor, 90% spending INCO didukung oleh kontraktor nasional dan lokal. 


(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potensi Bullish, Investor Tunggu MIND ID Jadi Pengendali Vale

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular