Tambang Salim (AMMN) Terkoreksi & Sempat Ambles 14%, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang emas dan tembaga milik Grup Salim, Amman Mineral Internasional (AMMN) mengawali perdagangan sesi I, Senin (11/9) di zona merah.
Hingga pukul 09.30 atau setengah jam setelah pasar buka, saham AMMN tercatat melemah 3,57% secara harian ke Rp 5.400/saham.
Meski dibuka di zona hijau, perusahaan tambang emas-tembaga terbesar kedua terbesar di Indonesia ini tercatat sempat ambles nyaris 15% atau tepatnya 14,28% sesaat setelah pasar buka.
Pada awal pembukaan, perdagangan saham AMMN tercatat relatif ramai dengan nilai transaksi tembus Rp 391 miliar dan melibatkan 73,25 juta saham yang ditransaksikan lebih dari 14 ribu kali.
Apabila bertahan hingga akhir penutupan, ini akan menjadi kali pertama saham AMMN ditutup melemah dalam sebulan terakhir. Saham AMMN tercatat terakhir kali terkoreksi secara harian pada penutupan perdagangan 1 Agustus 2023.
Lebih lanjut saham emiten yang ikut dimiliki Keluarga Panigoro Grup Medco ini tercatat hanya 4 kali saja ditutup di zona merah dalam perdagangan harian. Bahkan secara mingguan saham ini tidak pernah terkoreksi sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) 7 Juli 2023 silam.
Hingga akhir perdagangan Jumat (8/9) pekan lalu, saham AMMN yang ditutup di harga Rp 5.600/saham telah mengalami kenaikan 230% dari harga IPO yang dipatok di Rp 1.695/saham.
Grup Salim tercatat sebagai pemegang saham mayoritas di emiten ini, dengan Agoes Projo sebagai pengendali yang memiliki saham AMMN lewat AP Investment.
Saham AMMN akhir pekan lalu masuk dalam radar bursa karena peningkatan harga di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA). Dalam surat bertanggal 8 September, pihak Bursa juga mengungkapkan sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini dan menyarankan investor mencermati kinerja dan rencana aksi korporasi perusahaan.
Sebelumnya lewat rilis resmi di keterbukaan informasi BEI, AMMN mengungkapkan program MSOP sebanyak 602.33 juta saham dengan nilai nominal Rp125 yang telah dicatatkan pada 29 Agustus silam. Adapun dalam pengumuman BEI itu disebutkan harga pelaksanaannya, yakni Rp 2.120.
Sementara itu MSOP akan dimulai pada 5 Oktober dan berakhir di 15 November 2023. Pelaksanaannya hanya dilakukan pada satu tahap.
"Harga pelaksanaan saham dalam Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ditetapkan 90% dari rata-rata harga penutupan saham Perseroan selama kurun waktu 25 hari bursa berturut-turut di pasar regular," ungkap manajemen AMMN dikutip pada Kamis, (7/9/2023).
Adapun yang berhak menerima saham AMMN dari program ini adalah kepada anggota Direksi tertentu dari Perseroan dan/atau perusahaan anak.
Aksi ini sejalan dengan tujuan IPO yang ditorehkan di prospektus AMMN. Dalam prospektus initial public offering (IPO) Amman Mineral tertulis bahwa program MSOP akan dilaksanakan melalui penerbitan dan pengeluaran saham baru sebanyak-banyaknya sebesar 602.336.000 dengan nilai nominal Rp 125 setiap saham.
(fsd/fsd)