China Bawa Kabar Buruk, Rupiah Waswas Hari Ini!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
08 September 2023 08:09
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah nampaknya masih akan bergejolak dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) akibat sejumlah data China yang memburuk.

Merujuk dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,20% terhadap dolar AS di angka Rp15.320/US$ pada kemarin, Kamis (7/9/2023). Posisi tersebut adalah yang terlemah sejak 21 Agustus 2023. Pelemahan juga memperpanjang tren negatif rupiah menjadi lima hari beruntun.

Pelemahan kemarin disinyalir akibat data cadangan devisa dalam negeri yang menyusut menjadi US$137,1 miliar pada Agustus 2023, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 137,7 miliar.

Beralih ke eksternal, China juga membawa kabar buruk yang potensi semakin menahan laju rupiah. Ini karena Tiongkok melaporkan ekspor mereka kembali terkontraksi 8,8% (year on year/yoy) menjadi US$ 284,9 miliar pada Agustus 2023 sementara impor mereka terkoreksi sebesar 7,3% (yoy) menjadi US$ 216, 51 miliar.

Ekspor sudah terkoreksi selama empat bulan beruntun sementara impor terkontraksi selama enam bulan beruntun. Kondisi ini semakin menegaskan jika ekonomi China tengah bermasalah.

Masih terkoreksinya ekspor menandai jika permintaan dari global belum pulih. Kontraksi pada impor mencerminkan permintaan dalam negeri China yang masih rendah. Kondisi ini bisa berdampak besar terhadap ekonomi China yang lesu sejak awal tahun ini.

Pelemahan ekspor impor membuat target pertumbuhan China sebesar 5% akan sangat sulit dicapai.

Bagi Indonesia, terkontraksinya impor China adalah warning. China adalah tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia dengan kontribusi sekitar 24-25% sehingga perkembangan di Tiongkok akan sangat mempengaruhi Indonesia.

Jika impor China kembali terkontraksi maka hal tersebut harus menjadi warning bagi permintaan Tiongkok untuk produk Indonesia. Ekspor ke China pun bisa turun lebih tajam.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor non-migas RI ke China pada Januari-Juli 223 mencapai US$ 34,86 miliar atau tumbuh 6%. Pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pada Januari-Juli 2022 sebesar 30%.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah terpantau dalam tren pelemahan mengikuti garis rata-rata selama 20 jam atau moving average 20 (MA20), serta menembus ke atas lagi level psikologis Rp15.300/US$.

Dengan begitu, posisi support sebagai target penguatan rupiah apabila ada pembalikan arah adalah di dekat MA20 sekitar Rp15.310/US$, kalau tercapai support selanjutnya bisa menguji level psikologis Rp15.300/US$.

Kendati demikian, risiko pelemahan yang masih bisa berlanjut juga masih cukup memungkinkan. Sehingga, perlu dicermati posisi resistance di Rp15.345/US$ yang diambil berdasarkan horizontal line dari high candle 15 Agustus 2023 sebagai target pelemahan terdekat.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected] 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbal dari keputusan tersebut.


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terburuk Se-Asia! Ini Pergerakan Rupiah Sepekan 9 Juli 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular