
Rupiah Lebih Kuat dari Rupee, Peso & Baht, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menegaskan pergerakan nilai tukar rupiah masih perkasa dibandingkan mata uang negara Asia lainnya, seperti India, Filipina dan Thailand.
Dia mengatakan ada resep di balik perkasanya Rupiah tersebut. "Kita memiliki fundamental yang kuat," kata Destry dalam Rapat Kerja Komite IV DPD RI di Kompleks Parlemen DPR, Selasa (5/9/2023).
Destry mengatakan di tengah ketidakpastian global dan tingginya suku bunga The Fed, Rupiah masih bisa terapresiasi sebanyak 2% dihitung secara year to date. Di waktu yang bersamaan, kata dia, mata uang Rupee India, Baht Thailand dan Peso Filipina justru tertekan.
Menurut dia, Rupee terdepresiasi sedalam 0,06%; dan Baht Thailand 1,06%. Peso Filipina menjadi mata uang yang paling dalam terkontraksi sebesar 1,54%.
Stabilnya nilai tukar Rupiah ini sebenarnya seperti anomali. Sebab, Bank Indonesia terus mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate di angka 5,75% dan tingkat yield SUN IDR 10 tahun stabil di 6,3%.
Toh dengan suku bunga yang rendah itu, Destry mengatakan aliran modal asing yang masuk ke Indonesia terus naik. "Aliran modal asing ke Indonesia trennya naik," ujar dia.
Dia menuturkan yang menjadi rahasia stabilnya nilai tukar Rupiah adalah keyakinan investor terhadap masa depan perekonomian Indonesia yang cerah. Menurut Destry, keyakinan itu tercermin dari masuknya modal asing ke surat berharga negara hingga Rp 83 triliun. Cadangan devisa Indonesia, kata dia, juga berada di angka yang tinggi yakni US$ 137,7 miliar.
"Persepsi positif ini yang harus kami terus jaga," kata dia.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penyebab Cadangan Devisa RI US$155,7 M: Utang Sampai Devisa Migas