10 Saham Ini Jadi Beban IHSG Menuju Level 7.000

Tri Putra, CNBC Indonesia
Selasa, 05/09/2023 17:44 WIB
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham big cap menjadi pemberat (laggard) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sedang berusaha ditutup di atas level psikologis 7.000 selama sepekan terakhir.

IHSG setidaknya tiga kali mencoba menembus level 7.000, yakni pada 30 Agustus 2023 (level tertinggi harian di 7.008,49), 4 September (level tertinggi harian di 7.007,80) dan 5 September (7.014,48).

Hanya saja, IHSG belum pernah sukses berada di atas level krusial itu saat penutupan pasar. Pada 5 September, IHSG, misalnya ditutup di 6.991,71.


Di tengah minimnya katalis besar untuk mengangkat IHSG dan aksi jual asing (net sell) di pasar reguler sebesar Rp605,27 miliar dalam seminggu belakangan, beberapa saham big cap juga turut terkena tekanan jual.

Saham emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menjadi salah satu 'beban' IHSG.

Dengan kapitalisasi pasar (market cap) yang besar, mencapai Rp177 triliun, saham perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu ini minus 5,96% dalam sepekan. Ini usai saham TPIA ditutup memerah selama 3 hari beruntun.

Selain TPIA, saham emiten consumer goods PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga melemah 3,72% ke Rp3.620/saham. Aksi jual bersih oleh asing senilai Rp19,91 miliar dalam sepekan ikut menekan saham anak usaha Unilver Indonesia Holding B.V. tersebut.

Duo Indofood, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan sang induk PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), sama-sama loyo. Saham ICBP minus 1,76% dan INDF 4,20%.

Asing membukukan net sell Rp26,12 miliar di ICBP dan sebesar Rp65,94 miliar dalam sepekan di INDF.

Saham emiten e-commerce dan ride-hailing PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), kendati ditopang aksi beli bersih asing (net buy) Rp182,35 miliar, turun 1,10% dalam sepekan.

Investor mengambil keuntungan jangka pendek setelah pekan lalu saham GOTO naik cukup tinggi seiring kabar direksi perusahaan memborong saham perseroan.

Diawartakan sebelumnya, dua direksi GOTO, sang CEO Patrick Walujo dan Chief Corporate Officer GoTo, Pablo Malay tercatat melakukan pembelian saham GoTo di pasar regular. Tujuan keduanya membeli saham GoTo adalah untuk investasi pribadi.

Hal tersebut diketahui dalam dokumen Keterbukaan Informasi yang diterbitkan pada hari Senin (28/8/2023).

Aksi ini dianggap para pelaku pasar sebagai tanda bahwa manajemen memiliki keyakinan yang kuat terhadap masa depan perusahaan, terutama mengingat bahwa harga saham GoTo saat ini sudah sangat rendah.

Informasi yang diumumkan di situs Bursa menunjukkan bahwa Patrick Walujo, selaku CEO GoTo, telah membeli sebanyak 62.920.000 saham GoTo dengan harga Rp 90,22 per saham.

Menurut analis Kanaka Hita Solvera, Raditya Krisna Pradana mengatakan langkah pembelian saham oleh manajemen sebenarnya merupakan hal yang umum terjadi di pasar saham. Namun, Raditya menggarisbawahi bahwa situasi di GoTo cukup menarik karena pembelian saham dilakukan dengan mempertimbangkan harga pasar.

"Manajemen melakukan pembelian di harga pasar, padahal mereka mendapatkan skema benefit berupa kompensasi berbasis saham . Ini menunjukkan dua hal. Pertama, optimisme dan kepercayaan diri manajemen terhadap prospek perseroan, apalagi setelah kinerjanya terus membaik, dan kedua, harga sahamnya sudah terlampau murah (undervalued)," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (28/8/2023).

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat