
Setelah Pesta Pora 3 Hari Beruntun, Harga CPO Jatuh Lebih 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau terkoreksi di sesi awal perdagangan awal pekan, Senin (4/9/2023) melanjutkan penguatan tiga hari beruntun sejak pekan lalu.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau turun 1,31% ke posisi MYR 3.987 per ton pada pukul 10:00 WIB. Dengan ini, harganya resmi meninggalkan zona psikologisnya 4.000.
Pada perdagangan kemarin pasar tutup karena perayaan Hari Kemerdekaan Malaysia. Akan tetapi pada perdagangan Jumat (1/9/2023) harga CPO ditutup menguat 0,75% ke posisi MYR 4.040 per ton. Dengan ini, sepanjang pekan lalu harganya menguat 1,97%, secara bulanan naik 0,75%, dan masih mengalami koreksi secara tahunan sebesar 3,21%.
Terkoreksinya harga CPO terjadi setelah rilis data ekspor. Ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk bulan Agustus turun 3% menjadi 1.201.488 ton dari 1.238.438 ton yang dikirimkan pada bulan Juli, kata surveyor kargo Intertek Testing Services.
Menurut perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri, ekspor turun 0,4% menjadi 1.171.998 ton, dari 1.176.912 ton yang dikirim pada bulan Juli.
"Setelah melanjutkan perdagangan setelah liburan dan mengikuti data produksi dan ekspor Amspec yang baik, harga acuan ini didukung dengan baik di atas harga psikologis MYR 4.000 ringgit," kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur yang dikutip dari Reutres.
Dari sisi minyak saingannya, kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian, DBYcv1, naik 1,04%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,63%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 juga naik 0,78%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global. Dengan kenaikan harga minyak nabati ini setidaknya bisa menjadi sentimen positif agar harganya tidak jatuh terlalu dalam.
Di sisi lain, Indonesia telah menetapkan harga referensi minyak sawit mentah untuk periode 1-15 September 2023 sebesar US$805,20 per metrik ton, sehingga pajak dan retribusi ekspor CPO masing-masing sebesar US$33 per ton dan US$85 per ton untuk periode tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Capek Naik Empat Hari Beruntun, Harga CPO Mulai Loyo
