Pasar Masih Happy, Bursa Asia Dibuka Bergairah Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cerah pada perdagangan Senin (4/9/2023), di tengah minimnya sentimen pasar di kawasan tersebut pada hari ini, meski pada pekan ini data ekonomi cukup ramai.
Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,42%, Hang Seng Hong Kong melejit 1,63%, Shanghai Composite China bertambah 0,61%, Straits Times Singapura meningkat 0,3%, KOSPI Korea Selatan naik 0,1%, dan ASX 200 Australia terapresiasi 0,55%.
Pada hari ini, sentimen pasar di Asia-Pasifik cenderung minim. Namun di pekan ini, beberapa data ekonomi akan menjadi perhatian pasar, terutama data Purchasing Manager's Index (PMI) jasa atau komposite di beberapa negara.
Di China, akan diumumkan PMI jasa periode untuk Agustus pada Selasa pekan ini. China versi Caixin akan mengumumkan data Composite PMI yang mencakup aktivitas manufaktur dan jasa untuk Agustus. Selain itu, China juga akan merilis data perdagangan pada pekan ini.
Kemudian, di Australia, ada keputusan suku bunga bank sentral (Reserve Bank of Australia/RBA), data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023, PMI jasa Judo Bank, dan data perdagangan.
Sementara di Jepang, data PMI composite versi Jibun Bank dan data final pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 juga akan dirilis pada pekan ini.
Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang kembali cerah terjadi di tengah menguatnya mayoritas bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada akhir pekan lalu.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,33%, sedangkan S&P 500 naik 0,18%. Namun, indeks Nasdaq Composite turun tipis 0,02%.
Mayoritas indeks pada Jumat pekan lalu menguat setelah data tenaga kerja AS jauh lebih buruk.
Seperti diketahui, pada Jumat pekan lalu, AS merilis sejumlah data penting mulai dari tingkat pengangguran pada Agustus serta data penggajian non-pertanian (non-farm payrolls/NFP) Agustus 2023.
Pengangguran AS secara mengejutkan melesat menjadi 3,8% pada Agustus. Angka ini jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,5% ataupun pada Juli yang tercatat 3,5%.
Namun, penciptaan lapangan kerja NFP naik menjadi 187.000 pada Agustus. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan 157.000 pada Juli ataupun ekspektasi pasar (170.000).
Lonjakan angka pengangguran tersebut menimbulkan optimisme pelaku pasar jika bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan segera melunak.
The Fed akan menggelar pertemuan pada 19-20 September ini. Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 94% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan September. Sebanyak 6% memperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp).
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)