Pelemahan Dolar AS Bikin Harga Minyak Globat Melesat

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
30 August 2023 08:46
PT Pertamina Hulu Energi
Foto: dok PT Pertamina Hulu Energi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia di buka menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (30/8/2023) karena melemahnya dolar dan Amerika Serikat (AS) bersiap menghadapi badai.

Harga minyak mentah WTI di buka menguat 0,16% ke posisi US$81,29 per barel, begitu juga harga minyak mentah brent di buka naik 0,15% ke posisi US$85,62 per barel.

Pada perdagangan Selasa (29/8/2023), minyak WTI di tutup melesat 1,32% ke posisi US$81,16 per barel, begitu juga minyak brent di tutup terapresiasi 1,27% ke posisi US$85,49 per barel.

Harga minyak menguat lebih dari satu dolar per barel pada hari Selasa karena melemahnya greenback, sementara investor memperdebatkan dampak potensial terhadap pasokan dan permintaan energi dari Badai Idalia yang akan melanda Florida minggu ini.

Indeks dolar AS turun pada hari Selasa setelah data menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan AS, yang merupakan ukuran permintaan tenaga kerja, turun pada bulan Juli. Lemahnya pasar tenaga kerja dapat mendorong The Federal Reserve untuk memperlambat kenaikan suku bunga.

Pelemahan greenback membuat harga minyak dalam mata uang dolar lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan.

Terapresiasinya harga minyak sedikit menambah kenaikan pada hari Selasa meski dalam volume rendah, pasca penyelesaian perdagangan setelah data industri menunjukkan penurunan besar dalam persediaan minyak mentah AS pada minggu lalu, yang mengindikasikan permintaan yang kuat.

Stok minyak mentah AS turun sekitar 11,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 Agustus, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa.

Data stok minyak mentah resmi dari Badan Informasi Energi AS akan dirilis pada pukul 14.30 GMT pada hari Rabu.

Sementara itu, Badai Idalia diperkirakan mencapai kekuatan kategori 3 yakni diklasifikasikan sebagai badai besar, dengan kecepatan angin maksimum setidaknya 111 mph (179 kpj) sebelum menghantam Pantai Teluk Florida pada dini hari Rabu, menurut Pusat Badai Nasional (NHC) yang berbasis di Miami.

Badai tersebut kemungkinan akan berdampak pada sistem distribusi bahan bakar dan mempengaruhi konsumsi bahan bakar di wilayah yang terkena dampak tepat menjelang hari libur federal Hari Buruh pada 4 September mendatang.

Sistem cuaca ini diperkirakan tidak akan berdampak pada platform produksi minyak utama di Teluk Meksiko, AS. Perusahaan minyak Chevron akan terus melanjutkan produksinya sebagai fasilitas minyak dan gas Teluk Meksiko yang dioperasikan Chevron.

Meskipun Idalia mungkin tidak menimbulkan risiko pasokan yang besar, hal ini menunjukkan peningkatan risiko potensi pemadaman listrik dalam beberapa pekan ke depan di Teluk Meksiko.

Selain itu kekhawatiran pasokan masih menghantui. Jumlah rig minyak AS, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, menurun pada bulan Agustus selama sembilan bulan berturut-turut, menurut laporan perusahaan jasa energi Baker Hughes pada hari Jumat kemarin.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Dunia Merana Karena Amerika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular