Di Atas RI, Gubernur BI: Suku Bunga Fed Bisa 6%
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) masih akan naik sampai akhir tahun. Fed fund rate nanti akan berada di atas 6% dan bertahan lama hingga tahun depan mendatang. Ini bisa lebih tinggi dari Indonesia kalau tidak ada kenaikan.
Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, du Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (29/8/2023)
"Inflasi masih tinggi bahkan di AS pun sekarang masih di atas 4% tahun depan sampai akhir 2024 juga masih di atas 2% sehingga ini sebabkan FFR kemungkinan 5,75% tahun ini bahkan bisa 6% dan kemungkinan masih akan tinggi sepanjang 2024 higher for longer jadi tantangan di global," jelasnya.
Ini juga yang menjadi alasan dolar Amerika Serikat (AS) menguat tajam sejak beberapa waktu terakhir. Hampir seluruh mata uang dipaksa bertekuk lutut dihadapkan dolar AS.
"Dolar itu paling kuat di dunia karenanya kenapa di seluruh dunia termasuk kami harus betul-betul pertahankan stabilitas NTR itu 4 ciri global, perekonomian melambat, inflasi tinggi, FFR higher for longer dan dolar perkasa," papar Perry.
Nilai tukar Rupiah pada Agustus 2023 (sampai dengan 23 Agustus 2023) secara point-to-point melemah sebesar 1,41% dibandingkan dengan akhir Juli 2023.
Secara year-to-date, nilai tukar Rupiah menguat 1,78% dari level akhir Desember 2022, lebih baik dibandingkan dengan nilai tukar mata uang berkembang lainnya seperti Rupee India yang mengalami apresiasi sebesar 0,07%, serta Baht Thailand dan Peso Filipina yang masing-masing mengalami depresiasi sebesar 1,31% dan 1,77%.
"Itu sebabkan kenapa kita harus jaga bersama stabilitas dan pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.
(mij/mij)