
Asuransi Premi Tunggal 'Ditinggalkan', Bos AAJI Buka Suara

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Indonesia terpantau semakin meninggalkan asuransi yang preminya dibayar di muka atau premi tunggal (single-premium). Hal ini menunjukkan, warga kian memandang asuransi sebagai proteksi jangka panjang.
Menurut data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pendapatan premi di semester 1 tahun 2023 tercatat sebesar Rp86,23 triliun, turun 9,9% dari tahun lalu. Namun, jika dilihat dari pendapatan weighted, nilainya stagnan Rp 53,96 T.
"Penurunannya lebih disebabkan dari penurnan remi single premium atau tunggal," ujar Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon, dalam konferensi persnya akhir pekan lalu.
Sebagai informasi, cara pembayaran premi asuransi ada dua, yaitu tunggal dan reguler. Dalam asuransi tunggal, nasabah membayar premi cukup sekali dengan nominal besar sehingga polis aktif selama beberapa tahun berikutnya. Sementara premi reguler adalah premi yang dibayarkan secara berkala setiap tahun.
Adapun premi reguler mendominasi pendapatan premi asuransi di paruh pertama 2023 dengan capaian 58,4%. Sementara premi tunggal hanya berkomtribusi sebesar 41,6% dari keseluruhan pendapatan premi industri.
Pertumbuhan premi Reguler juga menunjukkan perkembangan baik. Premi reguler meningkat 1,4% menjadi Rp50,37 triliun. Sementara premi tunggal tercatat turun sebesar 22% menjadi Rp35,86 triliun.
"Peningkatan pendapatan premi reguler yang konsisten menunjukkan bahwa masyarakat semakin memahami fungsi utama asuransi jiwa untuk proteksi jangka panjang," tandas Budi.
Sementara itu, Budinpun menambahkan bahwa pihaknya menyambut baik perubahan preferensi masyarakat tersebut. Pasalnya, premi reguler dapat menciptakan bisnis yang berkelanjutan ketimbang premi tunggal.
Meski premi menurun, jumlah tertanggung industri asuransi jiwa justru semakin banyak di semester ini. Totalnya mencapai 88,47 juta orang.
Sampai dengan Juni 2023, peningkatan total tertanggung mencapai 19,7%. Peningkatan terbanyak terjadi di tertanggung individu yang mencapai 23,7% hingga totalnya mencapai 27,13 juta orang.
Sedangkan untuk pertumbuhan tertanggung kumpulan mencapai 18% sehingga sampai akhir Juni 2023 totalnya 61,33 juta orang.
(Mentari Puspadini/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pendapatan Asuransi Jiwa Rp219,7 T, PAYDI Masih Jadi Beban