Ekonomi Kuat, IPCC Optimis Ekspor 1 Juta Mobil CBU Tercapai

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Kendaraan Terminal TBK (IPCC) sebagai hub atau pelabuhan tempat parkir mobil ekspor di Indonesia mengalami peningkatan kinerja, seiring dengan masa pemulihan ekonomi.
Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal TBK (IPCC) Sugeng Mulyadi mengatakan peningkatan ini dikontribusikan dari 3 sumber, pertama ekspor mobil Completely Built Up (CBU) sekitar 70%, alat berat atau equipment 10-15%, sisanya 5% untuk sparepart dan lain lain.
"Kalo lihat dari ekonomi global sekarang beberapa setelah Covid sudah recovery, pertumbuhan Indonesia 5% lebih, otomatis konsumsi masyarakat meningkat, impactnya adalah ke industri otomotif yang lebih bagus, customer IKT juga cukup tinggi meningkat, jadi dari sisi traffic, produksi, dan kargo cukup meningkat," ujar Sugeng kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (29/8/2023).
Pertumbuhan ini juga meningkatkan optimisme IPCC untuk memenuhi target Pemerintah terkait ekspor 1 juta mobil CBU. Selain itu, pihaknya juga terus intensif berkomunikasi dengan para produsen mobil terkait kendala baik dari segi logistik, kelancaran arus traffic, dan tetap konsisten dalam menciptakan competitivenes produk di internasional.
IPCC juga senantiasa berdiskusi dengan autoritas pelabuhan dan bea cukai, stakeholder pemerintah dari departemen perdagangan dan perindustrian, juga dari Kementerian Keuangan, supaya produk dari Indonesia bisa menjamin efisiensi dan secara internasional global bisa mendorong untuk ekspor non migas.
"Sebagaimana diketahui bahwa otomotif Indonesia jadi andalan pemerintah di luar sektor non migas," jelasnya.
Apalagi lanjut Sugeng, pelabuhan yang terletak di Tanjung Priok kini juga sudah memiliki kualitas dan standar yang terpenuhi untuk menjadi hub ekspor mobil internasional. Sugeng mengaku, pihaknya sangat siap dalam menjamin fasilitas dan peralatan, serta mendukung program pemerintah untuk penyiapan ekspor 1 juta kendaraan ke luar negeri.
Selain itu, kondisi pelabuhan tersebut saat ini juga sudah memenuhi standar terkait kedalaman laut dan operasional kapal. Dari kedalaman, pelabuhan milik IPCC sudah minus 14 dimana untuk shipping besar sampai 6000-7000 unit mobil per kapal biasa dibutuhkan minus 12. Dengan begitu, IPCC sudah melebihi standar internasional.
Terkait dengan ketersediaan lahan parkir, IPCC memiliki lahan sekitar 50-60% dari years of occupancy (YOR). Untuk lebih mengantisipasi, perusahaan membangun gedung parkir 5 hektar 5 lantai ke atas dan penambahan lahan sekitar area IPCC itu sendiri.
"Lahan masih tersedia, kita juga kolaborasi dengan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) di Cilincing membuka lahan 4,3 hektar dan sudah kerja sama dengan automaker korea," terang dia.
Meski begitu, ada tantangan yang dihadapi IPCC sebagai pengelola pelabuhan. Yakni terkait dengan adanya dukungan pemerintah dan regulasi yang harus diperhatikan. Karena seperti dalam reporting di annual report IPCC, Sugeng dan pihaknya tidak hanya bersaing dalam negeri, namun juga bersaing dengan Thailand dan India dalam memperebutkan ekspor kendaraan.
"Jadi tantangan adalah bagaimana industri (ekspor otomotif) Indonesia lebih kompetitif dibanding Thailand dan India sehingga ekspor Indonesia secara keseluruhan bisa meningkat secara global," pungkasnya.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Transformasi BUMN Jadi Motor Kemajuan dan Kemandirian Ekonomi
