Senin Ceria, IHSG Berpotensi Pesta Pora Hari Ini

Tri Putra, CNBC Indonesia
28 August 2023 13:02
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat dan kembali ke level 6.900 pada perdagangan sesi I Senin (28/8/2023).

IHSG ditutup naik 0,27% ke 6.913, dengan nilai transaksi Rp4,98 triliun dan volume 14,77 miliar saham.

Sebanyak 277 saham naik, 230 turun, dan 227 stagnan.

Bersamaan dengan IHSG menguat, bursa Asia-Pasifik juga cerah bergairah pada perdagangan Senin (28/8/2023), seiring investor mencerna pidato Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) di simposium ekonomi Jackson Hole.

Indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 1,82%, Hang Seng Hong Kong naik 1,46%, Shanghai Composite China terangkat 1,69%, Straits Times Singapura melesat 1,00%, ASX 200 Australia menguat 0,62%.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung bergairah di awal perdagangan hari ini menyusul bursa saham AS, Wall Street yang juga ditutup bergairah pada perdagangan akhir pekan lalu, setelah investor mendengar pidaot Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,73%, S&P 500 bertambah 0,67%, dan Nasdaq Composite melesat 0,94%.

Optimisme tersebut sebagian dipicu oleh keyakinan Ketua The Fed, Jerome Powell terhadap berlanjutnya pertumbuhan ekonomi di AS, ketika ia menyebutkan belanja konsumen yang "sangat kuat" dan tanda-tanda awal pemulihan di pasar perumahan.

Dia menegaskan kembali komitmen The Fed untuk menurunkan inflasi kembali ke target 2%.

"Perekonomian mungkin tidak melambat seperti yang diharapkan. Sepanjang tahun ini, pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) telah melampaui ekspektasi dan melampaui tren jangka panjang, dan data belanja konsumen baru-baru ini sangat kuat," kata Powell.

"Selain itu, setelah mengalami perlambatan tajam selama 18 bulan terakhir, sektor perumahan menunjukkan tanda-tanda peningkatan kembali."

Powell menyampaikan pidatonya, mengatakan The Fed siap menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk memerangi inflasi di Simposium Jackson Hole.

"Meskipun inflasi telah turun dari puncaknya - sebuah perkembangan yang menggembirakan - namun inflasi masih terlalu tinggi," kata Powell dalam sambutannya, dikutip CNBC International, Jumat pekan lalu

"Kami siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan, dan bermaksud untuk mempertahankan kebijakan [suku bunga] pada tingkat yang ketat sampai kami yakin bahwa inflasi akan bergerak turun secara berkelanjutan menuju tujuan kami," imbuh Powell.

Namun, mengingat Powell tidak memberikan indikasi yang jelas mengenai arah suku bunganya, kepala strategi global LPL Financial Quincy Krosby mengatakan bahwa kenaikan imbal hasil (yield) Treasury akan menjadi kunci yang mendasari arah pasar.

"Terlepas dari alasan imbal hasil naik lebih tinggi, yang mereka lakukan adalah memperketat kondisi keuangan karena biaya modal naik," kata Krosby.

Yield obligasi Treasury acuan tenor 10 tahun mengakhiri perdagangan Jumat pekan lalu lebih rendah di 4,233%, setelah mencapai level tertinggi di awal pekan lalu.

Namun, beberapa investor menyatakan optimisme bahwa The Fed mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunganya.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch terbaru, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya pada pertemuan edisi September sebesar 80,5%.

Analisis Teknikal

Analisa TeknikalFoto: Tri Putra
Analisa Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada sesi I, IHSG membentuk dua candle hijau dan satu candle merah dan berada di kisaran MA 20 (6.916).

IHSG masih di atas area penting, yakni level 6.880 (Fibonacci 78,6%). IHSG sejauh ini masih sideways sejak awal Agustus lalu.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI naik ke 53,15.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD di bawah garis sinyal dengan kecenderungan menyempit.

Hari ini, IHSG berpotensi menguji ditutup menguat dan menguji resistance 6.940. Adapun, level support terdekat berada di level psikologis 6.900.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular