
Rupiah Perkasa Hari Ini: Ada Andil Powell dan Perry Warjiyo

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca pidato Chairman The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pekan lalu.
Merujuk dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,03% terhadap dolar AS di angka Rp15.285/US$ pada hari Senin (28/8/2023). Hal ini berbanding terbalik dengan penutupan Jumat lalu yang melemah 0,33% di posisi Rp15.290/US$.
Pelaku pasar hari ini akan menghitung dampak pidato Powell ke ekonomi termasuk rupiah. Seperti diketahui, dalam pidatonya di acara Simposium Jackson Hole, Jumat pekan lalu, di Wyoming, Powell menegaskan tugas the Fed adalah menurunkan inflasi di tingkat sasaran di 2℅, tidak berubah dari target sebelumnya. Pernyataan ini kemudian diterjemahkan market sebagai adanya potensi kenaikan suku bunga sebesar 25 basis points pada rapat mendatang.
"Kami telah memperketat kebijakan secara signifikan selama setahun terakhir. Meskipun inflasi telah turun dari puncaknya-suatu perkembangan yang menggembirakan-namun inflasi masih terlalu tinggi" tambah Powell.
Kendati demikian, Powell juga menegaskan kembali komitmen bank sentral bisa melanjutkan kebijakan ketat, akan tetap disertai pendekatan yang hati-hati apakah pengetatan memang perlu dilakukan atau sudah harus mempertahankan suku bunga.
Sikap hati-hati Powell itulah yang ikut menopang pergerakan rupiah hari ini karena ada kemungkinan The Fed melunak jika inflasi AS melandai.
Hal ini pun tercermin dari perangkat CME Fedwatch Tool yang mengalami peningkatan menjadi 19,5% untuk target suku bunga The Fed 5,50-5,75%. Sedangkan sisanya yakni 80,5% mengatakan suku bunga The Fed dipertahankan di angka 5,25-5,50%.
Senjata Baru BI Efektif Dongkrak Rupiah?
Kinerja rupiah diharapkan bisa ditopang oleh keluarnya instrumen operasi moneter kontraksi, yakni Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Instrumen ini adalah instrumen pro-market dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang, mendukung upaya menarik aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio, serta untuk optimalisasi aset SBN yang dimiliki Bank Indonesia sebagai underlying.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan instrumen ini disebut sekuritas karena ini sekuritisasi dari SBN yang dimiliki BI.
"BI punya SBN lebih dari Rp 1.000 triliun, kita sekuritisasi kita jadikan underlying, kita terbitkan SRBI ini dengan tenor jangka pendek sampai dengan 12 bulan. Yang mau kita terbitkan yang mana 6, 9 dan 12," kata Perry dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (24/8/2023).
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro berpandangan SRBI akan memberikan dampak positif terhadap pasar keuangan, khususnya menjaga stabilitas rupiah. Sebelumnya Andry memperkirakan dolar AS bisa di bawah Rp15.000 hingga 2024.
"Kami berpendapat bahwa instrumen deposito valuta asing untuk DHE dan SRBI akan memberikan dukungan yang cukup besar terhadap cadangan devisa sehingga menjamin stabilitas nilai tukar rupiah," jelas Andry, kepada CNBC Indonesia.
Pekan ini juga akan dirilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia yang diperkirakan lewat konsensus Trading Economics mengalami kenaikan menjadi 3,37% secara tahunan dibandingkan periode sebelumnya yang berada di angka 3,08% secara tahunan.
Sebagai catatan, inflasi Indonesia yang memuncak pada September 2022 yang hampir menyentuh 6% menunjukkan adanya tren penurunan hingga bulan Juli 2023. Penurunan beruntun juga sudah terlihat sejak Februari 2023.
Semakin terkendalinya inflasi di Indonesia membuat Bank Indonesia (BI) lebih memilih untuk mempertahankan suku bunganya di angka 5,75% sejak Januari 2023 hingga saat ini.
Dampak kebijakan tersebut sontak tercermin dari inflasi Indonesia yang juga turun. Walau begitu, Indonesia mampu bertahan dari goncangan perlambatan ekonomi bahkan mencatatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal-II 2023 berada di 5,17%.
Selain itu hal penting yang perlu dicermati yakni data transaksi dari Bank Indonesia (BI) periode 21- 24 Agustus 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp4,51 triliun terdiri dari jual neto Rp2,31 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp2,20 triliun di pasar saham.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer