Sayang Mandek! Kebijakan Ini Bisa Bikin Rupiah Menguat Tajam

Maikel Jefriando, CNBC Indonesia
Kamis, 24/08/2023 06:25 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berada dalam tren pelemahan dalam beberapa pekan terakhir. Padahal lewat kebijakan devisa hasil ekspor yang baru dikeluarkan pemerintah dan Bank Indonesia (BI), dolar Amerika Serikat (AS) berpeluang dibawa ke bawah Rp15.000.

"Kita secara umum Rp14.750-15.250/US$. Dari yang sekarang Rp15.300/US$ itu bisa turun ke Rp15.250 dan kalau DHE bisa jalan itu di bawah Rp15.000/US$ kemungkinan itu ada," kata EVP Treasury & International Banking BCA, Branko Windoe kepada CNBC Indonesia dalam program Power Lunch, Rabu (23/8/2023)


Diketahui per 1 Agustus 2023, pemerintah mewajibkan DHE Sumber Daya Alam (SDA) untuk disimpan di sistem keuangan dalam negeri minimal 3 bulan. Adapun, nilai devisa ekspor yang wajib ditahan ini di atas US$ 250.000 dengan minimal jumlah yang ditempatkan di sistem keuangan domestik 30% dari total nilai ekspor.

Baik pemerintah maupun BI sudah cukup gencar melakukan sosialisasi kepada eksportir dan perbankan mengenai aturan main serta keuntungan yang akan didapatkan. Termasuk risiko apabila eksportir membutuhkan likuiditas secara tiba-tiba.

Meski demikian, menurut Branco, kini dunia usaha masih bingung mengenai implementasi regulasi dan tata kelola. Maka dari itu, sejak beberapa pekan lalu diberlakukan, belum ada efek yang terlihat nyata pada pasar keuangan dalam negeri.

"So far ini bagus, kita berharap ini bisa bertahan. Percepatan DHE ini penting biar clear semua, tata kelola dan lainnya," jelasnya.

Kebijakan lain yang perlu dipertahankan adalah twist operation yaitu kebijakan di mana BI menjual surat berharga negara (SBN) tenor pendek dan membeli di tenor panjang. Di samping juga menjaga stabilitas nilai tuakr melalui triple intervention yaitu pada pasar Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), pasar spot, sampai ke pasar Surat Berharga Negara (SBN).

"Yang pasti kalau ada kekeringan di pasar entah untuk mata uang atau likuiditas itu BI selama ini BI supply tepat waktu dan tepat jumlah," pungkasnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI & The Fed Tahan Suku Bunga, IHSG Melemah Lebih Dari 1%