Analisis Teknikal

Sepi Katalis, IHSG Dibayangi Risiko Koreksi Lanjutan

Putra, CNBC Indonesia
21 August 2023 08:35
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memerah pekan lalu di tengah sentimen negatif dari global, terutama China. Rupiah juga bernasib sama, takluk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 0,48% dalam sepekan, ditutup di 6.859,91 pada Jumat (18/8/2023).

Dana investor asing tercatat keluar dari pasar saham RI dengan nilai jual bersih (net sell) Rp1,91 triliun di pasar reguler dalam sepekan.

Dalam sebulan IHSG terkoreksi 0,06% dan sejak awal tahun (year to date/YtD) naik tipis 0,14%.

Penurunan terbesar IHSG di pekan lalu terjadi pada Jumat, yakni sebesar 0,59%.

Pelaku pasar akan mencermati sejumlah sentimen dan rilis data ekonomi makro yang akan memengaruhi pergerakan pasar selama pekan ini, baik dari dalam maupun luar negeri.

Dari dalam negeri, pada Selasa (22/8), Bank Indonesia (BI) akan merilis laporan neraca pembayaran triwulan II 2023. Selain itu, akan dirilis pula data transaksi berjalan RI yang diproyeksikan akan mencatatkan surplus US$1,5 miliar, lebih kecil dibandingkan US$3 miliar pada periode sebelumnya.

Pada Kamis (24/8) akan ada dua data penting, yakni indeks harga properti dan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, termasuk suku bunga acuan.

Ekonom yang disurvei Reuters meramal, BI akan tetap kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% pada rapat mendatang.

Pada Kamis juga, akan ada pengumuman keputusan suku bunga bank sentral Korsel dan data klaim tunjangan pengangguran AS.

Dan yang paling ditunggu-tunggu, mulai Kamis, para pejabat The Fed, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell, akan berkumpul untuk Simposium Ekonomi Jackson Hole, di Wyoming, selama tiga hari, yang diselenggarakan setiap tahun oleh The Fed wilayah Kansas City sejak 1981.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Jumat pekan lalu, IHSG membentuh candle bearish marubozu dan menembus ke bawah area penting, yakni level 6.880 (Fibonacci 78,6%).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 49,99.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD di bawah garis sinyal dengan kecenderungan mulai melebar.

Hari ini, IHSG berpeluang bergerak mixed dan menguji support terdekat di level 6.807 (Fibo 61.8%) sebelum menentukan arah selanjutnya. Sedangkan, resistance terdekat di 6.880 (Fibo 78,6%).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular