Analisis Teknikal

Lagi Kencang, Mampukah IHSG Cetak Double Hattrick?

Putra, CNBC Indonesia
27 July 2023 08:25
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup naik pada perdagangan Rabu (26/7/2023), melanjutkan reli kenaikan 5 hari beruntun.

IHSG menguat 0,44% ke posisi 6.948,28. Nilai transaksi mencapai Rp10,32 triliun dan volume perdagangan 16,67 miliar saham. Sebanyak 250 saham naik, 284 saham turun, dan 209 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor energi kembali menjadi penopang terbesar IHSG pada perdagangan Rabu, yakni sebesar 1,76%. Selain sektor energi, ada sektor infrastruktur yang juga menjadi penopang IHSG yakni sebesar 1,27% dan sektor keuangan sebesar 0,7%.

Selain itu, beberapa saham turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut berhasil menghijau kembali.

Saham bank raksasa dengan kapitalisasi pasar terjumbo di bursa yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi penopang terbesar IHSG pada Rabu, yakni mencapai 13,4 indeks poin.

Tak hanya BBCA saja, dua saham bank raksasa lainnya juga menjadi penopang IHSG pada Rabu, yakni saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Selain saham bank raksasa, tiga raksasa batu bara juga menjadi market movers atau top movers IHSG pada Rabu, yakni saham PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

IHSG kembali menguat pada sesi I Rabu jelang pengumuman keputusan suku bunga terbaru bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

The Fed menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa dan Rabu Rabu (25-26 Juli). Keputusan FOMC diumumkan pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Bank Sentral AS tersebut telah memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,25-5,5%. The Fed masih membuka kemungkinan kenaikan ke depan tergantung pada perkembangan data ekonomi.

Pelaku pasar berekspektasi jika kenaikan suku bunga pada Juli akan menjadi yang terakhir pada tahun ini. Pasalnya, inflasi AS sudah jauh melandai ke 3% (yoy) pada Juni tahun ini, dari 9,1% (yoy) pada Juni tahun lalu.

Selain itu, ada sentimen positif lainnya, yakni prediksi ekonomi global dari Dana Moneter Internasional (IMF). IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3% pada 2023, dari 2,8% pada proyeksi April.

Proyeksi pertumbuhan global yang lebih tinggi pada tahun ini ditopang oleh pertumbuhan ekonomi di negara maju yang diperkirakan akan lebih baik dan melandainya inflasi.

Namun sayangnya, IMF merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia. Proyeksi pertumbuhan tahun ini tidak berubah yakni tetap di 5,0%. IMF menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,0% pada 2024, lebih rendah dibandingkan proyeksi pada April (5,1%).

Hari ini, investor akan menyimak pergerakan bursa saham AS Wall Street dan Asia usai pengumuman suku bunga oleh The Fed.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Usai berhasil menembus dan bertahan di atas MA 200, yang biasanya digunakan sebagai penanda suatu saham/indeks saham berada dalam posisi uptrend, IHSG juga masih di atas Fibonacci 78,6% (6.880) yang menjadi resistance penting akhir-akhir ini.

Pada Rabu, IHSG berhasil bertahan di atas level psikologis 6.900. Saat ini, dengan trend reversal yang terjaga, IHSG berpotensi menguji resistance kuat lainnya, yakni 6.972 (Fibonacci 100%).

Penembusan ke atas 6.972 berpotensi mengonfirmasi pola pembalikan tren alias reversal inverted head & shoulders.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik ke 72,64, berada di area overbought.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di atas garis sinyal dan berada di area positif, dengan kecenderungan yang semakin melebar.

Hari ini, IHSG berpeluang menguji resistance penting terdekat, yakni level 6.972 (Fibonacci 100%) sebelum menentukan arah selanjutnya. Support terdekat untuk IHSG berada di level psikologis 6.900 dan area Fibonacci 78,6% (6.880).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

 


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular