Tunggu Pidato Penting Jokowi, Rupiah Jalan Di Tempat

rev, CNBC Indonesia
Rabu, 16/08/2023 09:13 WIB
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian pelaku pasar menunggu Pidato Kenegaraan dan Pidato Nota Keuangan. Pergerakan rupiah juga dipengaruhi sikap wait and see pasar menunggu risalah Federal Open Market Committee (FOMC).

Dilansir dari Refinitiv, rupiah nyaris tidak bergerak dan dibuka melemah tipis 0,01% terhadap dolar AS di angka Rp15.337/US$ namun sempat mengalami penguatan hingga Rp15.315/US$. Hal ini berkebalikan dengan penutupan perdagangan kemarin yang ditutup di posisi RpRp15.335/US$.


Pergerakan rupiah hari ini didorong oleh sentimen domestik maupun luar negeri.

Sentimen dari dalam negeri akan datang dari Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)/Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sementara itu, sentimen dari luar negeri akan datang dari risalah Federal Open Market Committee (FOMC).

Hari ini, DPR, MPR, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) akan menggelar event tahunan Sidang Bersama.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan Pidato Kenegaraan pada pagi hari dan Pidato Pengantar/Keterangan Pemerintah Atas Rancangan Undang-undang (RUU) Tentang Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2024 dan Nota Keuangan pada siang harinya.

Dalam Pidato Kenegaraan, Presiden Jokowi akan menyampaikan fokus pemerintahan ke depan mulai dari politik, hukum, keamanan, hingga ekonomi. Jokowi kemungkinan juga akan menyampaikan pandangannya mengenai tahun politik 2024 mengingat tahun depan ada gelaran pemilihan umum.

Pada siang hari, Presiden Jokowi akan menyampaikan Pidato Pengantar RAPBN 2024.

Pidato ini menjadi perhatian besar baik dari pelaku pasar ataupun pengusaha karena akan menjadi arah bagi pembangunan Indonesia ke depan. Presiden akan membeberkan target makro ekonomi mulai dari pertumbuhan, inflasi, nilai tukar rupiah, lifting minyak mentah dan gas, serta harga minyak mentah Indonesia/ICP untuk 2024.

Presiden juga akan membeberkan target penerimaan negara baik dari perpajakan atau non-perpajakan, fokus belanja pemerintah ke depan, hingga bagaimana pemerintah memenuhi kebutuhan pembiayaan pada 2024. RAPBN 2024 menjadi sangat penting karena 2024 menjadi tahun terakhir pemerintahan Jokowi.

Sementara itu, sentimen global datang dari AS melalui Bank Sentral (The Fed) yang akan mengumumkan risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Juli pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia pukul 01: 00 WIB (17/8/2023). Risalah ini diharapkan bisa memberi petunjuk lebih kepada pelaku pasar mengenai kebijakan suku bunga The Fed ke depan.

Jika The Fed benar-benar akan menaikkan suku bunganya, maka potensi untuk dolar AS terapresiasi cukup jelas terlihat. Indeks dolar terbang 103,20 pada perdagangan Selasa (15/8/2023) atau terkuat sejak 5 Juli 2023.

Kenaikan indeks dolar ini juga menandai banyaknya investor yang mencari mata uang Greenback yang membuat mata uang negara lain, termasuk rupiah tertekan.

Selain itu, hari ini juga akan dirilis data data produksi industri dan manufaktur pada Juli. Data ini diharapkan bisa menjadi pegangan seberapa besar laju industri dan ekonomi AS yang pada akhirmya akan mencerminkan laju inflasi AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS