Rupiah Anjlok ke Rp 15.310, BI Akhirnya Buka Suara!

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
Selasa, 15/08/2023 07:51 WIB
Foto: Cover Topik/ RI Kekeringan Dolar AS/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Departemen Pengelolaan Moneter, Bank Indonesia Arief Rachman buka suara soal melemahnya Rupiah sore ini. Dia mengatakan melemahnya Rupiah sangat dipengaruhi oleh kondisi global.

"Kalau kita lihat hari ini sangat terpengaruh kondisi global yang mengalami pelemahan semua," kata dia di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, dikutip Selasa (15/8/2023).

Arief mengatakan mayoritas mata uang dunia hari ini juga melemah. Menurut dia, penyebabnya adalah ketidakpastian di Amerika Serikat yang terus berlanjut. Selain Rupiah, Arief mengatakan mata uang Eropa, China dan Jepang juga melemah terhadap US Dollar.


"Secara global dan regional pergerakan melemah, jadi Rupiah pergerakannya sejalan dengan itu," kata dia.

Sebelumnya, Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah inflasi AS dilaporkan lebih tinggi daripada periode sebelumnya dan capital outflow terjadi di pasar keuangan Indonesia.

Merujuk dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,66% terhadap dolar AS di angka Rp15.310/US$1 bahkan sempat melemah hingga Rp15.337/US$1. Ini merupakan posisi terlemah sejak 23 Maret 2023 atau lebih dari empat bulan terakhir.

Pelemahan sebesar 0,66% sehari juga menjadi depresiasi terdalam sehari sejak 6 Februari 2023 atau enam bulan terakhir di mana rupiah ambruk 1% lebih.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto sebelumnya menegaskan bahwa sentimen global yang mempengaruhi adalah hawkish-nya the Fed dan ekonomi Tiongkok yg dibawah ekspektasi pasar.

Hal ini ditambah dengan, pernyataan Bill Gross bahwa fair yield UST 10 tahun akan berada di level 4,5%, sementara posisi yield saat ini berada di 4,09%.
"Artinya membangun ekspektasi pasar obligasi pemerintah akan mengalami bearish market," ujarnya kepada CNBC Indonesia.

Di sisi lain, banyak saham Asia mengalami pelemahan perdagangan. Hal tersebut yang menyebabkan NDF hampir semua mata uang Asia mengalami pelemahan, yang mendorong spot marketnya juga mengalami pelemahan di sesi pagi ini.

"BI tentunya masuk pasar baik di spot maupun DNDF untuk memastikan keseimbangan supply-demand terjaga dengan baik, dan untuk memastikan tidak terjadi gejolak nilai tukar yang tinggi," tegas Edi.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS