
Dolar Melesat ke Rp15.300, Kemenkeu: Sudah Diantisipasi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu memastikan pelemahan nilai tukar rupiah yang saat ini mencapai Rp 15.300 per dolar AS, tidak akan mengganggu keberlangsungan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023.
Dia mengatakan, ini karena pelemahan tersebut masih tercakup ke dalam skenario yang diperhitungkan pemerintah. Oleh sebab itu, ia memastikan, pelemahan itu tak akan berdampaknya banyak ke beban belanja, pembiayaan, ataupun penerimaan negara.
"Nah ini sudah kita siapkan dan untuk 2023 ini juga sebenarnya sudah cukup forward looking jadi kita akan bisa tetap jaga," kata Febrio saat ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (14/8/2023).
Menurut Febrio, tekanan pelemahan tersebut juga tidak akan membuat beban subsidi kembali membengkan. Terutama karena rata-rata pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini masih akan berada di kisaran Rp 15.100 per dolar AS.
"Rata-ratanya sekarang masih di Rp 15.100 dan sampai akhir tahun ini masih bisa kita jaga," tuturnya.
"Untuk gejolak ini kan sebetulnya sudah kita antisipasi mulai dari apa yang terjadi di suku bunga kebijakan The Fed, itu semua sudah kita antisipasi, jadi ini merupakan gejolak yang tetap bisa kita kendalikan," tegas Febrio.
Dia juga memastikan tekanan pelemahan nilai tukar rupiah ini juga tak akan membuat defisit APBN kembali membengkak. Menurutnya, APBN masih bisa dijaga di level 2,28% hingga akhir 2023 dari target tahun ini sebesar 2,8%.
"Outlook di akhir tahun 2,28%. Itu sudah kita lakukan dengan sangat konservatif sehingga artinya kita siap dengan skenario-skenario dan ini sesuatu yang sudah kita antisipasi," ucap Febrio.
Nilai tukar rupiah ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian investor menunggu banyaknya rilis data ekonomi pekan ini.
Merujuk pada Refinitiv, rupiah berada di posisi Rp 15.337/US$1. Mata uang Garuda melemah 0,83% terhadap dolar AS. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 23 Maret 2023 atau empat bulan lebih.
Pelemahan rupiah yang mencapai 0,83% pada pagi hari ini juga menjadi yang terdalam sejak 6 Februari 2023 atau enam bulan terakhir. Pada saat itu rupiah jeblok 1,06%.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer