
Breaking! Rupiah Ambruk Hampir 1%, Dolar AS Tembus Rp 15.300

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian investor menunggu banyaknya rilis data ekonomi pekan ini.
Merujuk pada Refinitiv, rupiah berada di posisi Rp 15.337/US$1. Mata uang Garuda melemah 0,83% terhadap dolar AS. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 23 Maret 2023 atau empat bulan lebih.
Pelemahan rupiah yang mencapai 0,83% pada pagi hari ini juga menjadi yang terdalam sejak 6 Februari 2023 atau enam bulan terakhir. Pada saat itu rupiah jeblok 1,06%.
Rupiah melemah di tengah penantian pelaku pasar menunggu banyak data penting pekan ini serta derasnya capital outflow.
Bank Indonesia (BI) melaporkan investor asing mencatat net sell sebesar Rp 14,59 triliun di pasar keuangan RI pada periode 7-10 Agustus 2023
Kondisi ini berbanding terbalik dengan periode 31 Juli-3 Agustus 2023 yang tercatat net buy sebesar Rp 5,33 triliun.
Pekan lalu, investor asing masih mencatat net buy di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1,45 triliun tetapi terjadi net sell di pasar saham sebesar Rp 16,04 triliun.
Pekan ini, investor menunggu banyak data penting, termasuk neraca perdagangan Indonesia pada Selasa (15/8/2023).
Pelaku pasar juga menunggu rilis risalah Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis dini hari nanti. Risalah tersebut diharapkan bisa menentukan arah kebijakan The Fed ke depan.
Pada Selasa (15/8/2023), Jepang akan mengumumkan proyeksi data pertumbuhan ekonomi untuk kuartal II-2023 sementara pada Kamis (17/8/2023), Jepang juga akan mengumumkan data perdagangan untuk Juli.
Impor Jepang terkontraksi sebesar 12,9% (yoy) pada Juni lalu sementara ekspor masih tumbuh 1,5% (yoy).
Jika impor Jepang kembali terkontraksi maka Indonesia mesti waspada mengingat Negara Sakura adalah negara tujuan ekspor terbesar kedua untuk Indonesia. Impor yang terkontraksi menandai permintaan Jepang untuk barang dari luar negeri, seperti Indonesia, bisa menurun.
Pada Selasa (15/8/2023), China akan mengumumkan data produksi industri, penjualan ritel, dan angka pengangguran untuk Juli. Ekonomi China tengah dalam sorotan tajam setelah data-data ekonomi mereka menunjukkan pemburukan.
Jepang juga akan merilis proyeksi data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 serta data perdagangan periode Juli 2023. Sebagai gambaran impor Jepang pada Juni terkontraksi 12,9% (year on year/yoy), sementara ekspor masih tumbuh 1,5% (yoy).
Patut diwaspadai apabila data impor Jepang terkontraksi lagi, pasalnya Negeri Sakura merupakan tujuan ekspor terbesar kedua untuk Indonesia. Impor yang terkontraksi menandai permintaan Jepang untuk barang dari luar negeri turun.
Data ekonomi China perihal produksi industri, penjualan ritel, dan angka pengangguran untuk Juli menjadi sorotan pelaku pasar.
Sebelumnya, Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto memproyeksikan Rupiah akan bergerak di angka Rp 15.083 hingga Rp 15.345. Menurutnya, angka tersebut merupakan proyeksi untuk satu pekan ke depan.
"USDIDR diproyeksikan bergerak di kisaran 15.083-15.345 hingga sepekan ke depan," kata Myrdal lewat pesan teks kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/8/2023).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer