Usai Ambrol Dua Hari Beruntun, Harga CPO Balik Menguat Tipis

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
14 August 2023 10:20
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali menguat di sesi awal perdagangan awal pekan Senin (14/8/2023) mematahkan koreksi dua hari beruntun sejak perdagangan Kamis pekan lalu.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau menguat tipis 0,05% ke posisi MYR 3.715 per ton pada pukul 10:00 WIB. Kendati menguat, saat ini harganya berada di level 3.700.

Pada perdagangan Jumat (11/8/2023) harga CPO berakhir ambrol 0,3% ke posisi MYR 3.717 per ton. Dengan ini, sepanjang pekan lalu harganya ambrol 3,68%, secara bulanan sudah ambles 4,15%, dan jatuh 10,95% secara tahunan.

Naiknya harga CPO terjadi di tengah ekspor meningkat meskipun pelemahan minyak nabati saingannya di Dalian Commodity Exchange pada pekan lalu cukup memberikan batasan penguatan.

"Minyak sawit Malaysia melacak kelemahan minyak sawit Dalian dengan dukungan dari ekspor yang lebih baik," kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur yang dikutip dari Reuters.

Menurut data dari cargo surveyor Intertek Testing Services dan perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia ekspor produk minyak sawit Malaysia dapat meningkat antara 5,9% dan 17,5% dari 1-10 Agustus.

Sementara data dari dewan minyak sawit mencatat persediaan minyak sawit akhir Juli Malaysia naik ke puncak lima bulan karena produksi yang lebih tinggi, meleset dari harapan karena ekspor tumbuh lebih cepat.

Permintaan India terhadap minyak sawit telah meningkat karena diskon minyak kedelai dan minyak bunga matahari meningkat. Lonjakan permintaan ini dapat membantu Indonesia dan Malaysia menurunkan persediaan minyak sawit mereka.

Dari sisi minyak saingannya, kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 0,37%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 0,96%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOc2 naik 0,45%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Sementara itu, China pada Jumat (11/8/2023) mempertahankan estimasi produksi jagung dan kedelai 2023/24 Agustus tidak berubah meskipun banjir di area penanaman utama tanaman, tetapi memperingatkan dampak dari hujan lebat pada produksi kacang tanah.

Perkiraan jagung tetap di 282,34 juta metrik ton, sementara kedelai di 21,46 juta metrik ton, kata Kementerian Pertanian dalam Perkiraan Pasokan dan Permintaan Pertanian China (CASDE) bulanan.

Meskipun hujan lebat menyebabkan genangan air yang relatif serius di beberapa ladang jagung dataran rendah, hal itu juga meredakan kekeringan yang telah mempengaruhi panen, kata kementerian tersebut.

Kelembaban untuk kedelai di daerah utama Cina timur laut mendekati, atau bahkan lebih baik dari biasanya, dan dampak banjir relatif kecil untuk tanaman, menurut laporan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Capek Naik Empat Hari Beruntun, Harga CPO Mulai Loyo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular