Market Commentary

Berkat 6 Saham Ini IHSG Gak Jadi Berakhir di Zona Merah

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
09 August 2023 16:32
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis pada perdagangan Rabu (9/8/2023), meski sentimen pasar dari eksternal cenderung kembali memburuk.

IHSG naik tipis 0,09% ke posisi 6.875,112. IHSG hingga hari ini masih belum mampu untuk kembali menyentuh level psikologis 6.900.

Secara sektoral, sektor keuangan menjadi penopang terbesar IHSG sekaligus penahan terbesar agar IHSG tidak berbalik arah ke zona merah pada hari ini, yakni mencapai 0,79%.

Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Central AsiaBBCA13,389.4002,17%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI8,185.7001,33%
Telkom IndonesiaTLKM4,953.7701,07%
Sumber Alfaria TrijayaAMRT3,462.8502,52%
Charoen Pokphand IndonesiaCPIN3,015.3003,41%
Bank Negara IndonesiaBBNI2,909.0751,68%

Sumber: Refinitiv

Sejalan dengan sektor keuangan yang menjadi penopang terbesar IHSG, tiga saham bank raksasa menjadi penopang IHSG pada hari ini, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencapai 13,4 indeks poin, kemudian PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 8,2 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 2,9 indeks poin.

IHSG berhasil menguat, meski penguatannya tipis-tipis, di tengah adanya kabar kurang menggembirakan yang datang dari Amerika Serikat (AS) dan China.

Dari AS, bursa saham Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa kemarin, setelah lembaga pemeringkat internasional yakni Moody's menurunkan peringkat beberapa bank regional di AS dan membuat sentimen pasar kembali memburuk

Beberapa pelaku pasar khawatir sinyal tersebut dapat menyebabkan lebih banyak masalah bagi pasar AS di masa depan, tetapi yang lain mengatakan mundurnya diharapkan mengingat reli luar biasa dalam ekuitas tahun ini.

Moody's terpantau menurunkan peringkat kredit beberapa bank di AS, Senin lalu. Lembaga tersebut juga memperingatkan tengah meninjau status beberapa pemberi pinjaman terbesar AS lain.

Moody's juga memperingatkan bahwa kekuatan kredit sektor itu kemungkinan akan diuji oleh risiko pendanaan dan profitabilitas yang lebih lemah.

Mengutip Reuters, Moody's memangkas peringkat 10 bank AS satu tingkat. Bank yang diturunkan peringkatnya oleh Moody's antara lain M&T Bank, Pinnacle Financial Partners, Prosperity Bank dan BOK Financial Corp.

Ada enam raksasa perbankan masuk dalam peninjauan. Termasuk Bank of New York Mellon, US Bancorp, State Street dan Truist Financial.

"Banyak hasil kuartal kedua bank menunjukkan meningkatnya tekanan yang akan mengurangi kemampuan mereka untuk menghasilkan modal internal," kata Moody's dalam sebuah catatan.

Hal itu memicu krisis kepercayaan di sektor perbankan AS dan membuat menyusutnya simpanan di sejumlah bank regional, meskipun otoritas sudah meluncurkan langkah-langkah darurat untuk menopang kepercayaan.

Sementara itu dari China, data inflasi periode Juli 2023 sudah dirilis pada pagi hari ini. Hasilnya, inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) secara tahunan (year-on-year/yoy)pada bulan lalu melandai menjadi minus 0,3%. Artinya China resmi mengalami deflasi.

Sedangkan secara bulanan (month-to-monthmtm), CPI Negeri Panda pada bulan lalu membaik menjadi 0,2%, dari sebelumnya mencapai minus 0,2%.

Deflasi di China akan menjadi kabar buruk dunia mengingat hal itu menjadi sinyal semakin melambatnya ekonomi Negeri Panda. Artinya, sumbangan China ke ekonomi global pun bisa semakin tergerus.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular