Market Commentary

Minyak Mentah Anjlok 1%, Saham Migas RI Merah Membara

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
Selasa, 08/08/2023 11:00 WIB
Foto: Dok : PT Pertamina Hulu Rokan (PHR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa emiten di sektor komoditas minyak bumi mengalami koreksi pada perdagangan sesi pertama Selasa (8/8/2023). Pelemahan tersebut didorong dari anjloknya harga minyak mentah dunia brent dan WTI pada perdagangan sesi sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (7/8/2023) kemarin, minyak WTI di tutup anjlok 1,06% ke posisi US$81,94 per barel, begitu juga minyak brent terkoreksi 1,04% ke posisi US$85,34 per barel.

Penurunan harga minyak mentah dunia kemarin karena investor bersiap untuk permintaan yang lebih lemah dari dua ekonomi terbesar dunia, China dan Amerika Serikat.


Dari sembilan emiten di sektor komoditas minyak bumi, terdapat tujuh emiten terkoreksi dan 2 emiten menguat tipis hingga pukul 09.35 WIB.

Namun harga minyak mentah dunia diprediksi dapat terus melambung, mengingat Arab Saudi akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela sebesar satu juta barel per hari untuk satu bulan lagi termasuk bulan September.

Selain itu, Rusia juga mengatakan akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada September.

Kemudian OPEC+ telah menyetujui kesepakatan untuk membatasi pasokan hingga 2024 pada pertemuan kebijakan terakhirnya di bulan Juni. Hal itu akan mempertahankan pengurangan produksi minyak sebesar 3,66 juta barel per hari untuk tahun 2023, dan memperpanjang serta memperdalam pemotongan dari Januari 2024 dengan tambahan 1,4 juta barel per hari.

Dari Amerika Serikat (AS), jumlah rig minyak yang beroperasi turun empat menjadi 525 pada minggu lalu, turun selama delapan minggu berturut-turut ke level terendah sejak Maret 2022.

Kemudian dari sisi permintaan, impor minyak mentah Asia naik ke rekor tertinggi pada bulan Juli karena dua pembeli terbesar di kawasan pengimpor utama, China dan India, terus mengambil volume besar minyak Rusia yang didiskon.

Jepang dan Korea Selatan juga ikut berkontribusi terhadap kenaikan permintaan minyak mentah. Impor minyak Jepang Juli diperkirakan mencapai 2,49 juta barel per hari, naik dari Juni 2,11 juta barel per hari, sementara impor Korea Selatan mencapai 2,76 juta barel per hari, naik dari 2,53 juta barel per hari pada Juni.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Saham Migas Melesat, Dipicu Konflik Timur Tengah & Revisi Pajak