Analisis Teknikal

Gerak Volatil, IHSG Berkubang di Zona Merah pada Sesi II

Tri Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 04/08/2023 13:43 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah setelah sempat menghijau dan menembus level psikologis 6.900 pada sesi I, Jumat (4/8/2023).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 0,22% ke 6.883,09, dengan nilai transaksi Rp3,86 triliun dan volume perdagangan 8,92 miliar saham.

Sebanyak 247 saham turun, 237 saham naik, dan 239 sisanya stagnan.


Pergerakan IHSG terjadi di tengah kekhawatiran pelaku pasar akan dampak dari dipangkasnya peringkat utang AS yang cenderung mulai mereda.

Hal ini terlihat dari mulai terpangkasnya koreksi di bursa AS, Wall Street dan mulai menghijaunya kembali bursa Asia-Pasifik pada hari ini.

Meski kekhawatiran sudah mulai mereda, tetapi volatilitas masih cukup tinggi. Namun, pergerakan IHSG pada hari ini sejatinya cenderungsideways.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) maupun Kementerian Keuangan optimis jika ketidakpastian ini hanya sementara. Secara fundamental ekonomi Indonesia masih sangat kuat sehingga menarik bagi investor.

"Mudah-mudahan sentimennya lebih bersifat temporer. Kondisisupply-demandvalas di pasar domestik tetap terkendali, BI tetap akan berada di pasar untuk tetap memastikan keseimbangansupply-demandtersebut," tutur Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Edi Susianto, kepadaCNBC Indonesia.

Indikator ekonomi RI sangat baik sehingga bisa menjadi 'senjata' kuat untuk melawan gejolak eksternal.

Di antaranya adalah inflasi yang terus melandai, pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat, danoutlookdefisit APBN 2023 yang lebih rendah yakni 2,28% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

'Senjata' ini diharapkan bisa kembali menarik investor saat kepanikan mereka reda.

Analisis Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada sesi I, IHSG membentuk tiga candle merah, tetapi masih tertahan di atas garis MA 20 (6.886) dan Fibonacci 78,6% (6.880) yang menjadi support penting saat ini.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI naik ke 46,32.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di atas garis sinyal dalam kecenderungan menyempit dan berpotensi membentuk death cross.

Di sesi II, IHSG berpeluang menguji area support terdekat berada di level 6.880 (Fibonacci 78,6%) dan garis MA 200 (6.853).

Sedangkan, resistance penting terdekat berupa level psikologis 6.900. Apalagi tertembus, IHSG akan kembali menjajal resistance kuat 6.972 (Fibonacci 100%).

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat