
Harap-harap Cemas Tekanan dari AS, Rupiah Mampu Menguat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau makin melemah akibat tekanan eksternal, padahal data ekonomi dalam negeri semakin membaik.
Melansir data Refinitiv hingga akhir perdagangan kemarin, Rabu (2/5/8/2023) mata uang Garuda anjlok 0,40% menjadi Rp15.170/US$. Amblesnya rupiah ini semakin memperparah tren pelemahan dari hari sebelumnya sebesar 0,23% di posisi Rp15.110/US$.
Tekanan eksternal masih potensi menahan laju pasar keuangan RI, dari AS data seputar pasar tenaga kerja masih mewarnai hari ini dan besok. Data klaim pengangguran yang berakhir pada pekan 29 Juli 2023 diprediksi bisa meningkat ke 227.000 dibandingkan sebelumnya di 221.000.
Sementara besok akan rilis data penggajian selain di sektor pertanian atau non farm payroll yang diperkirakan bisa turun ke 200.000 dari bulan sebelumnya 209.000. Serta, tingkat pengangguran di negeri paman Sam diharapkan bisa bertahan di level 3,6%.
Secara keseluruhan pasar tenaga kerja AS masih cukup kuat dan erat kaitannya dengan keputusan bank sentral The Federal Reserve (The Fed) yang masih bernada hawkish.
Kendati demikian, apabila hasil dari data seputar pasar tenaga kerja hari ini dan besok nilainya sesuai ekspektasi, maka pasar bisa sedikit gairah sebab tren inflasi yang semakin melandai.
Dari pasar kawasan Asia-Pasifik juga terpantau menahan laju mata uang Tanah Air, ini datang dari China dan Jepang dimana kondisi manufakturnya yang masih dalam area kontraksi dengan nilai PMI Manufaktur kedua negara tersebut masih terjerembab di bawah 50.
Sementara dari dalam negeri, kondisi berbanding terbalik dengan eksternal dimana sejumlah data menunjukkan kondisi ekonomi yang membaik. Inflasi umum hingga Juni 2023 melandai lebih baik dari perkiraan, secara tahunan (yoy) tumbuh 3,08% dibandingkan bulan sebelumnya 3,52% yoy dan ekspektasi pasar sebesar 3,1% yoy.
Inflasi inti juga semakin membaik pada periode yang sama tumbuh 2,43% yoy, lebih rendah dibandingkan Mei lalu sebesar 2,58% dan konsensus 2,50%.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS masih terpantau dalam tren naik yang menunjukkan adanya pelemahan. Perlu diantisipasi apabila ada pelemahan yang semakin berlanjut ke posisi terdekat ada round number atau level psikologis di Rp15.200/US$.
Level psikologis tersebut juga berdekatan dengan resistance dari horizontal line berdasarkan high candle pada 10 Juli 2023 di Rp15.210/US$ yang potensi di uji.
Kendati demikian, pergerakan harga selalu bergerak dalam siklus, sebagai target penguatan bisa perhatikan support terdekat yang diambil dari garis rata-rata selama 20 jam atau Moving Average 20 (MA20) di posisi Rp15.170/US$.
![]() Pergerakan rupiah melawan dolar AS |
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer