CNBC Indonesia Research

Terkuak! Investor Asing Ini Setia Pegangin GGRM Puluhan Tahun

Putra, CNBC Indonesia
03 August 2023 08:45
Pedagang menata rokok di warung eceran di Warung Dua Saudara Pejaten, Jakarta, Rabu, (26/10). Naiknya tarif cukai rokok dari waktu ke waktu, membuat sejumlah orang memilih alternatif rokok dengan harga murah. Ghofar pemilik warung eceran menjual berbagai macam Merk rokok mengatakan biasanya orang yang beralih rokok itu karena mencari harga yang lebih murah dengan jenis yang sama. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Penjualan Rokok Murah (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - The Vanguard Group, Inc. ternyata menjadi salah satu yang setia mengoleksi saham emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Investor raksasa asal Amerika Serikat (AS) menjadi pemegang saham GGRM sejak 20 tahun lalu.

Menurut data Refinitiv, perusahaan penyedia reksa dana terbesar dunia tersebut memiliki 14,29 juta lembar saham GGRM atau setara dengan 0,74% dari total saham perusahaan per 30 Juni 2023.

Nilai saham yang dikuasai Vanguard setara dengan Rp362,2 miliar, berdasarkan harga saham GGRM Rp25.350/saham pada 2 Agustus 2023.

Dengan angka di atas, Vanguard, yang memiliki dana kelolaan (assets under management/AUM) global US$7,7 triliun, menjadi investor terbesar ketiga di bawah pemegang saham mayoritas PT Suryaduta Investama yang memiliki 69,29% dan PT Suryamitra Kusuma 6,26%.

Selain Vanguard, investor institusi asal AS lainnya yang mengoleksi saham emiten milik taipan Susilo Wonowidjojo tersebut, di antaranya Dimensional Fund Advisors, L.P. dengan kepemilikan 0,25% dan Brandes Investment Partners, L.P. sebesar 0,22%.

Kinerja teranyar, GGRM mencatat laba bersih hingga semester I 2023 naik 243,9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 3,28 triliun.

Adapun laba bersih GGRM melesat di tengah pendapatan yang merosot. Perusahaan milik Susilo Wonowidjojo ini mengantongi pendapatan Rp 55,85 triliun, turun 9,43% yoy.

Kendati demikian, biaya pokok penjualan turun 17,9% yoy menjadi Rp 47,91 triliun. Dengan demikian laba bruto masih dapat naik 54,6% yoy menjadi Rp 7,93 triliun.

Adapun aset GGRM pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp 84,85 triliun, turun 4,18% yoy. Hal itu karena turunnya persediaan dari Rp 47,63 triliun pada 2022 menjadi Rp 41,73 pada 2023.

Sementara itu, total liabilitas GGRM turun 15,2% yoy menjadi Rp 26,02 triliun di pengujung Juni 2023, seiring dengan turunnya utang cukai, PPN, dan pajak rokok menjadi penyebab penurunan liabilitas GGRM.

Kemudian, total ekuitas Gudang Garam naik menjadi Rp 58,83 triliun dari Rp 57,85 triliun per 31 Desember 2022. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya saldo laba yang belum dicadangkan dari Rp 57,65 triliun menjadi Rp 56,67 triliun.

Kabar teranyar, GGRM, bersama emiten peritel fesyen PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), masuk kembali ke indeks LQ45 untuk periode 1 Agustus 2023 hingga 31 Januari 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular