
IHSG Ditutup Memerah, 6 Saham Ini Jadi Beban

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (1/8/2023), meski inflasi Indonesia pada periode Juli 2023 kembali turun.
IHSG ditutup melemah 0,65% ke posisi 6.886,5. IHSG kembali menyentuh level psikologis 6.800 pada akhir perdagangan hari ini, setelah sempat bertahan di zona psikologis 6.900.
Setidaknya ada lima sektor yang memberatkan IHSG pada hari ini, yakni sektor kesehatan sebesar 3,99%, sektor konsumer non-primer sebesar 1,77%, sektor industri sebesar 1,45%, sektor energi seebsar 1,42%, dan sektor properti sebesar 0,88%.
Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada perdagangan hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bayan Resources | BYAN | -7,63 | 19.400 | -2,27% |
Bank Mandiri | BMRI | -7,20 | 5.650 | -1,31% |
Kalbe Farma | KLBF | -5,50 | 1.805 | -5,74% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | -3,83 | 8.675 | -2,25% |
Indofood Sukses Makmur | INDF | -3,68 | 7.000 | -4,44% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | -2,16 | 112 | -0,88% |
Sumber: Refinitiv
Saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 7,6 indeks poin.
Selain itu, dua saham bank raksasa juga menjadi pemberat IHSG hari ini. Adapun dua saham bank raksasa tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 7,2 indeks poin dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 3,8 indeks poin.
IHSG terkoreksi setelah selama dua hari beruntun mengalami penguatan. Sejatinya, IHSG sudah menguat sejak perdagangan 20 Juli lalu.
Namun pada perdagangan Kamis pekan lalu, IHSG terpantau ditutup menguat. Jika saja perdagangan Kamis pekan lalu ditutup menguat, maka IHSG mencatatkan penguatan selama delapan hari beruntun.
Koreksi IHSG dinilai wajar, karena sudah beberapa hari terakhir indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menghijau, sehingga investor kembali merealisasikan keuntungannya.
Di lain sisi, IHSG terkoreksi setelah dirilisnya data inflasi Tanah Air periode Juli 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi RI pada bulan lalu kembali turun menjadi 3,08% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,52%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan tren penurunan inflasi ini menunjukan stabilitas harga komoditas pangan.
"Angka tahunan ini menggambarkan inflasi menunjukkan harga-harga komoditas pangan relatif stabil dan terkendali," tegas Pudji, dalam Rilis BPS, Selasa (1/8/2023).
Adapun, angka inflasi yang turun hingga 3,08% membuktikan bahwa ramalan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo benar adanya. Perry memperkirakan inflasi Juli 2023 bisa turun hingga di bawah 3,5 persen, lebih rendah dibandingkan bulan lalu.
"Alhamdulillah bulan lalu (Juni) ada 3,5 persen (inflasi). Insyaallah bulan ini bisa di bawah 3,5 persen. Insyaallah tahun ini 3,3 persen," tegasnya, dikutip Selasa (1/8/2023).
Angka ini juga sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi yang memperkirakan inflasi tahunan bulan lalu turun menjadi 3,08%.
Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi RI pada bulan lalu mencapai 0,21%, lebih tinggi dari periode bulan sebelumnya yang sebesar 0,14%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Loyo, GOTO dan 3 Raksasa Batu Bara Jadi Beban
