BSI Kantongi Laba Rp 2,78 T Semester I-2023, Naik 30,5%

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
01 August 2023 12:20
Suasana nasabah saat menunggu layanan di Bank BSI di Kantor Cabang BSI Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana nasabah saat menunggu layanan di Bank BSI di Kantor Cabang BSI Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,78 triliun sepanjang semester I-2023, naik 30,5% secara tahunan (yoy).

Pada pertumbuhan kredit, BSI tercatat telah menyalurkan sebanyak Rp 221,9 triliun sepanjang paruh pertama tahun 2023, naik 16% dari yang setahun sebelumnya yang sebesar Rp 191,3 triliun.

Perolehan BSI ini dipaparkan pada materi paparan publik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Semester I-2023, yang dilaksanakan Senin (31/7/2023) kemarin secara virtual. Seperti diketahui, Bank Mandiri merupakan salah satu induk dari BSI.

"Kredit Bank Syariah Indonesia naik sebesar 16% year on year, mencapai Rp 222 triliun. Dengan return of equity yang mencapai 17%," ujar Direktur Manajemen Risiko BMRI Ahmad Siddik Badruddin, Senin (31/7/2023).

Adapun, rasio imbal balik ekuitas atau return on equity (ROE) tersebut telah turun 6 basis poin dari yang sebelumnya 17,6% pada semester I-2022. Jumlah tersebut tergolong sehat.

Dalam materi paparan tersebut, dijelaskan bahwa sebesar Rp 1,43 triliun dari laba BSI merupakan porsi kepemilikan dari Bank Mandiri. Angka kontribusi laba BSI terhadap Bank Mandiri itu telah naik dari yang sebelumnya sebesar Rp 1,07 triliun.

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatat laba bersih naik 24,9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 25,23 triliun.

Sementara itu, penyaluran kredit Bank Mandiri naik 11,8% yoy menjadi Rp 1.272 triliun pada semester I/2023. Pada periode yang sama, aset Bank Mandiri mencapai Rp 1.963,98 triliun, naik 1,43% yoy.

Segmen komersial tumbuh paling kencang, yakni 19,0% yoy. Kemudian diikuti dengan kredit konsumer dan UMKM, masing-masing, 11,7% yoy dan 11,7% yoy. Pada periode yang sama korporasi hanya tumbuh 5,99% yoy.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Bank Mandiri mencatat pertumbuhan 8,47% yoy menjadi Rp 1.430 triliun. Dana murah atau current account savings account (CASA) menjadi pendorong pertumbuhan.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dongkrak Tabungan Haji Hingga Rp 20 T, BSI Siapkan Langkah Ini!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular