Market Commentary

Saham Kesehatan Turun Setelah Rilis Laporan Keuangan

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
01 August 2023 10:57
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor kesehatan melemah hingga 3% pada awal perdagangan Selasa (1/8/2023). Pelemahan didorong oleh penurunan beberapa saham rumah sakit dan alat kesehatan, bahkan ada yang terkoreksi hingga 10%. 

Dari 13 saham di sektor kesehatan, terpantau 11 melemah, dan 2 lainnya menguat tipis hingga perdagangan hari ini pukul 10.15 WIB.

Penurunan saham sektor kesehatan seiring dengan penurunan kinerja bottom line para emiten farmasi dan rumah sakit. 

Saham alat kesehatan yakni PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) anjlok paling dalam atau hingga 10%. Perusahaan ini melaporkan laba bersih turun 6,9% yoy menjadi Rp 148,7 miliar. Meski pendapatan meningkat dari Rp 1,04 triliun menjadi Rp 1,06 triliun, tetapi tidak mampu menutup pertumbuhan beban yang sebesar 8,88% yoy menjadi Rp 478,4 miliar. 

Kemudian saham rumah sakit PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) turun hingga 10% pada pukul 10.00 WIB. SAME juga telah melaporkan hasil kinerjanya selama semester satu 2023.

Pada laba bersih periode berjalan per 30 Juni tercatat membukukan laba sebesar Rp1,36 miliar, lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang masih mencatatkan kerugian Rp23 miliar.

Namun laba rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per 30 Juni 2023 SAME mencatatkan kerugian sebesar Rp1,48 miliar.

Emiten rumah sakit lainnya yang mencatatkan penurunan kinerja adalah PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA). Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per 30 Juni 2023 turun menjadi Rp453,1 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp529,7 miliar. 

Penurunan laba pada MIKA disebabkan oleh penurunan pendapatan karena pendapatan dari rawat jalan merosot. Selain itu turunnya laba juga karena  naiknya beban usaha.

Penurunan kinerja terhadap beberapa emiten di sektor kesehatan karena normalisasi sejak melonjaknya permintaan terhadap alat kesehatan dan rumah sakit saat Covid-19.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan Covid-19 sudah tidak menjadi kondisi darurat kesehatan global. Keputusan untuk mengakhiri pandemi Covid-19 diambil setelah pertemuan Komite Darurat WHO pada Kamis (4/5/2023).

Komite tersebut memberikan rekomendasi agar WHO mendeklarasikan akhir dari darurat kesehatan publik global Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari 3 tahun.

Kebutuhan terhadap alat kesehatan dan rumah sakit sudah tidak sebanyak saat pandemi melonjak, sehingga hal wajar jika saat ini pendapatan dari alat kesehatan tidak sekencang saat pandemi dan mulai normalisasi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisnis Kesehatan Kian Seksi, Ini 6 Taipan Rumah Sakit RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular