Berkat Arab, Harga Minyak Dekati Level Tertinggi 3 Bulan

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
Senin, 31/07/2023 09:55 WIB
Foto: Sumur minyak PHE. (Dok PHE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dibuka bervariasi pada pembukaan perdagangan Senin (31/7/2023) setelah mengalami kenaikan dalam sepekan karena pembatasan pasokan.

Harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,09% di posisi US$80,65 per barel, sementara harga minyak mentah brent dibuka melemah 0,05% ke posisi US$84,95 per barel.


Sementara pada perdagangan Jumat (28/7/2023), minyak WTI di tutup melesat 0,61% ke posisi US$80,58 per barel, begitu juga minyak brent naik 0,89% ke posisi US$84,99 per barel.

Harga minyak melayang mendekati level tertinggi tiga bulan hingga awal perdagangan Senin hari ini, bersiap untuk membukukan kenaikan bulanan terbesar dalam lebih dari setahun di tengah ekspektasi bahwa Arab Saudi akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela hingga September dan memperketat pasokan global.

Minyak Brent dan WTI ditutup pada hari Jumat di level tertinggi sejak April, naik selama lima minggu berturut-turut, karena pengetatan pasokan minyak secara global dan ekspektasi berakhirnya kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang mendukung kenaikan harga. Keduanya berada di jalur mendukung kenaikan yang akan ditutup bulan Juli dengan kenaikan bulanan terbesar sejak Januari 2022.

Arab Saudi diperkirakan akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bpd) untuk satu bulan lagi termasuk bulan September.

"Harga minyak naik 18% sejak pertengahan Juni karena rekor permintaan tinggi dan pemotongan pasokan Saudi telah mengembalikan defisit, selain itu pasar telah meninggalkan pesimisme pertumbuhannya," ucap analis Goldman Sachs kepada Reuters.

"Kami masih memperkirakan pemotongan tambahan 1 juta barel per hari di Saudi akan berlangsung hingga September, dan akan berkurang setengahnya mulai Oktober," lanjutnya.

Bank mempertahankan perkiraan Brent pada harga US$86 per barel untuk bulan Desember dan mengharapkan harga naik menjadi US$93 pada kuartal kedua tahun 2024.

Goldman Sachs memperkirakan bahwa permintaan minyak global naik ke rekor 102,8 juta barel per hari pada bulan Juli dan merevisi naiknya permintaan tahun 2023 sekitar 550.000 barel per hari karena perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di India dan Amerika Serikat, mengimbangi penurunan konsumsi China.

"Permintaan yang lebih kuat mendorong defisit yang cukup besar pada semester kedua 2023 dari yang diperkirakan, rata-rata 1,8 juta barel per hari, dan defisit 0,6 juta barel per hari pada 2024," ucapnya.

CEO Exxon yakni Darren Woods mengatakan perusahaan mengharapkan rekor permintaan minyak tahun ini dan tahun depan, hal ini dapat membantu meningkatkan harga energi di semester kedua tahun ini.

Di AS, perusahaan energi pada bulan Juli memangkas jumlah rig minyak selama delapan bulan berturut-turut dari satu menjadi 529, menurut Baker Hughes dalam laporan mingguannya pada Jumat.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel Bikin Harga Komoditas Naik, RI Diuntungkan?