
Laba Bersih IMPC Naik 46% di Semester I-2023, Ini Sebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) mencatat laba bersih hingga semester I 2023 naik 46,5% menjadi Rp 213 miliar dari sebelumnya senilai Rp 145 miliar. Sementara, perseroan menargetkan laba bersih tahun ini mencapai Rp 390 miliar.
Adapun kenaikan paba bersih tersebut didorong oleh penurunan harga bahan baku juga menaikkan margin laba kotor dari 34,2% di tahun lalu menjadi 40,4%. Laba kotor meningkat 21,8% menjadi Rp 562 miliar di semester I tahun ini dari Rp 461 miliar.
Mengikuti pertumbuhan laba kotor, laba usaha pada paruh I tahun ini juga naik 47,8% menjadi Rp 325 miliar dari Rp 220 miliar di tahun sebelumnya.
Direktur Utama Haryanto Tjiptodihardjo mengatakan, pencapaian laba bersih perseroan juga didorong oleh pendapatan sepanjang paruh semester I yang meningkat 3% menjadi Rp 1,4 triliun dari periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 1,3 triliun.
Pendapatan tersebut didorong oleh pertumbuhan penjualan dalam negeri. Sementara kinerja anak usaha Perseroan di luar negeri (Australia, Selandia Baru, dan Vietnam) mengalami penurunan karena perlambatan ekonomi di negara-negara tersebut.
"Kinerja perseroan setiap tahunnya akan menguat di semester kedua. Kami berharap mampu mendekati target pendapatan kami yang sebesar Rp3,3 triliun. Diimbangi dengan efisiensi operasional, kami optimis dapat mencapai target laba bersih tersebut," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (31/7).
Ia melanjutkan, perseroan telah menambah kapasitas produksi plafon uPVC menjadi dua kali lipat. Di tahap selanjutnya, kapasitas produksi plafon uPVC masih akan ditingkatkan hingga empat kali kapasitas awal dan mesin tambahan akan ditempatkan di pabrik baru Perseroan yang berlokasi di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.
"Pabrik baru ini akan menjadi pabrik ke-11 Perseroan dan diestimasikan akan mulai beroperasi pada semester I tahun 2024," ungkapnya.
Adapun posisi arus kas dari operasi yang sehat di angka Rp 232 miliar. Sementara EBITDA Perseroan tumbuh 40,4% dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 271 miliar menjadi Rp 380 miliar di semester I - 2023. Margin EBITDA juga meningkat dari 20,1% menjadi 27,4%.
Dibandingkan Semester I tahun lalu, rasio utang terhadap EBITDA mengalami penurunan dari 2,4x di tahun lalu menjadi 1,5x. Sedangkan rasio EBITDA terhadap bunga meningkat dari 13,6x menjadi 23,6x di semester I tahun ini.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Haryanto Tjiptodihardjo Tambah Kepemilikan Saham di IMPC