Wall Street Ijo Royo-Royo Karena Warga AS Mulai Tahan Belanja

mae, CNBC Indonesia
28 July 2023 20:55
Ilustrasi Wall Street. (AP/J. David Ake)
Foto: (AP/J. David Ake)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa utama Amerika Serikat (AS) Wall Street dibuka di zona hijau setelah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau personal consumption expenditure (PCE) price index melandai.

Pada awal perdagangan hari ini, Jumat (28/7/2023), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) bergerak menguat 0,52% ke 35.446,23. Indeks Nasdaq melonjak 1,62% ke 14.275,25 sementara indeks S&P menanjak 0,88% ke 4.576,93.

Menghijaunya bursa Wall Street bertolak belakang dengan perdagangan kemarin. Pada perdagangan Kamis (28/7/2023), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,67%. Indeks Nasdaq terkoreksi 0,55% sementara indeks S&P tumbang 0,64%.

Menguatnya indeks hari ini ditopang oleh data PCE. Indeks melandai ke 3% (year on year/yoy) pada Juni 2023. Angka tersebut adalah yang terendah sejak Maret 2021.

Secara bulanan (month to month/mtm), indeks naik tipis 0,2% pada Juni, dari 0,2% pada Mei.
Indeks melemah karena turunnya harga barang tetapi harga has masih naik. Pengeluaran untuk energi menjadi komponen yang paling anjlok yakni sebesar 18,9% (yoy).

Sementara itu, PCE inti melandai ke 4,1% (yoy) pada Juni, terendah sejak September 2021 atau 10 bulan terakhir. Laju PCE inti juga lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi pasar yakni 4,2%.

Sebagai catatan, PCE inti menjadi pertimbangan utama bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan moneternya.
Dengan melandai PCE dan PCE inti maka ada harapan The Fed melunak pada September mendatang.

Seperti diketahui, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25-5,5% pada Rabu pekan ini (26/7/2023).
Kenaikan sebesar 25 bps sudah sesuai ekspektasi pasar. Namun, pasar kecewa karena The Fed masih membuka opsi untuk menaikkan suku bunga ke depan.

Keputusan suku bunga masih akan sangat tergantung pada data berkembang.
Pasar sempat khawatir pada Kamis kemarin setelah estimasi menunjukkan pertumbuhan ekonomi masih kencang.

Estimasi terbaru AS menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,4% (quartal to quartal/qtq) pada April-Juni 2023 atau kuartal II-2023. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 2% ataupun ekspektasi pasar yakni 1,8%.

AS hari ini juga mengumumkan data klaim pengangguran. Jumlah pekerja AS yang mengajukan klaim pengangguran AS menurun 7.000 menjadi 221.000 pada pekan yang berakhir pada 22 Juli.
Jumlah tersebut adalah yang terendah dalam lima bulan terakhir dan jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 235.000.

Masih tingginya pertumbuhan ekonomi AS dan menurunnya klaim pengangguran menunjukkan jika ekonomi AS masih panas. Dua faktor ini menjadi sinyal jika inflasi AS bisa sulit turun ke depan. Pasar pun kemudian khawatir jika ini bisa mempersulit pelonggaran kebijakan The Fed .

Selain data ekonomi AS, pelaku pasar juga masih menunggu laporan kinerja keuangan perusahaan.
Di antara perusahaan yang melaporkan kinerja keuangan adalah Exxon Mobile dan
Procter & Gamble (P&G). Pendapatan Exxon Mobile anjlok 27% (yoy) menjadi US$ 80,8 miliar pada April Juni 2023.

Sementara itu, P&G membukukan pendapatan sebesar US$ 20,55 miliar pada April-Juni, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni US$ 19,98 miliar.


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resesi Menjauh dari Amerika, Wall Street Ijo Royo-Royo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular