Awas, 6 Saham Emiten Emas Tumbang! Ada Punya Kamu Nggak?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
28 July 2023 11:45
emas
Foto: Dok Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saham di sektor pertambangan emas RI nampak melemah pada awal perdagangan saham Jumat (28/7/2023) di dorong dari penurunan harga emas di pasar spot.

Harga emas di pasar spot ditutup anjlok 1,38% di posisi US$ 1.944,98 per troy ons pada perdagangan kemarin Kamis (27/7/2023) setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan perbaikan.

Dari delapan saham emas, enam melemah, satu bergerak stagnan dan satu berhasil menguat hingga perdagangan hari ini pukul 09.30 WIB.

Harga emas global melemah setelah data ekonomi AS justru menunjukkan perbaikan.

Pada Kamis kemarin, AS mengumumkan dua indikator ekonomi, kemarin, yakni perhitungan pertumbuhan ekonomi terbaru serta klaim pengangguran.

Estimasi terbaru AS menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,4% (quartal to quartal/qtq) pada April-Juni 2023 atau kuartal II-2023. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 2% ataupun ekspektasi pasar yakni 1,8%.

Pertumbuhan sebesar 2,4% (qtq) juga menunjukkan jika ekonomi AS masih berlari kencang dan jauh dari resesi.

AS juga mengumumkan data klaim pengangguran. Jumlah pekerja AS yang mengajukan klaim pengangguran AS menurun 7.000 menjadi 221.000 pada pekan yang berakhir pada 22 Juli.

Positifnya data ekonomi AS membuat emas menjadi kurang menarik.

Dari sisi emiten, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menjadi satu satunya emiten pertambangan emas yang menguat pada awal perdagangan hari ini. HRTA berencana memperluas pasar ekspor ke Uni Eropa dan Uni Emirat Arab (UAE) setelah pemerintah India dikabarkan menerapkan pembatasan impor perhiasan emas polos.

Fokus utama HRTA saat ini yakni memperkuat posisi perusahaan di pasar domestik melalui pengembangan ritel dan ekspor perhiasan ke negara-negara yang memiliki minat besar terhadap perhiasan emas polos.

Ekspor perhiasan kini tidak hanya di India, namun HRTA sedang mempersiapkan kerja sama untuk ekspor ke Dubai dan Uni Eropa.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Meroket, Saham PSAB Terbang 10% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular