
Setelah Naik Tinggi Kemarin, Hari Ini Minyak Lesu

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak melemah pada pembukaan perdagangan Jumat (28/7/2023) setelah berhasil melonjak 1% pada perdagangan sebelumnya.
Harga minyak mentah WTI dibuka melemah 0,31% di posisi US$79,84 per barel, harga minyak mentah brent juga dibuka terkoreksi 0,63% ke posisi US$83,71 per barel.
Sementara pada perdagangan Kamis (27/7/2023), minyak WTI di tutup melesat 1,66% ke posisi US$80,09 per barel, begitu juga minyak brent naik 1,59% ke posisi US$84,24 per barel.
Minyak naik di sesi terakhir pada perdagangan kemarin karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global mulai mereda efek dari earnings report yang kuat dan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan.
Sementara itu, produk domestik bruto kuartal kedua AS tumbuh sebesar 2,4%, mengalahkan konsensus 1,8%. Departemen Perdagangan mengatakan pada Kamis kemarin, mendukung pandangan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell bahwa ekonomi dapat mencapai apa yang disebut "soft landing".
Akan tetapi kenaikan suku bunga baru-baru ini dari bank sentral yang berusaha menjinakkan inflasi yang membandel menimbulkan pertanyaan tentang permintaan produk secara jangka panjang.
Pada hari Rabu, Federal Reserve AS menetapkan kenaikan suku bunga 25 basis poin seperti yang diperkirakan oleh para pelaku pasar, dan Bank Sentral Eropa mengikutinya pada hari Kamis.
Adapun pada awal pekan ini minyak turun setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun kurang dari yang diharapkan dan Federal Reserve AS menaikkan suku bunga seperempat poin persentase, membuka jalan untuk kenaikan lainnya.
"Kami masih belum melihat banyak peningkatan permintaan produk terutama di dalam produk sulingan yang telah memberikan banyak keunggulan pada bulan lalu," ucap Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Dunia Terbang 15% Bulan Juli, Ulah Kartel OPEC+?
