
BI Diramal Pangkas Suku Bunga Dekat Pilpres, Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia -Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menegaskan masih terbuka kemungkinan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga ke depan. Pernyataan The Fed ini diproyeksi akan berimbas kepada suku bunga banyak negara, termasuk Indonesia.
Seperti diketahui, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25-5,5%.
Chairman The Fed Jerome Powell mengisyaratkan masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan. Namun, dia juga mengatakan terbuka bagi the Fed untuk menahan suku bunga ke depan jika datanya mendukung.
Dia menjelaskan keputusan suku bunga akan sangat tergantung pada data yang berkembang.
"Bisa saya katakan ada kemungkinan bahwa kami akan menaikkan suku bunga kembali di September jika datanya meyakinkan. Saya juga bisa katakan ada peluang bagi kami untuk memilih menahan suku bunga. Kami akan melakukan penilaian secara hati-hati dari meeting ke meeting," tutur Powell, dalam konferensi pers, dikutip dari CNBC International.
Masih belum jelasnya kebijakan suku bunga the Fed ke depan diperkirakan akan berdampak kepada kebijakan suku bunga di Indonesia. Dengan masih belum jelasnya The Fed maka ketidakpastian global masih bisa meningkat dan tekanan eksternal bisa menggoyang rupiah.
Padahal, stabilitas nilai tukar kini menjadi perhatian utama BI dalam kebijakan moneternya.
Bank Indonesia (BI) sudah menahan suku bunga acuan di level 5,75% sejak Februari 2023 setelah mengerek 225 bps dari Agustus 2022 hingga Januari 2023.
Dengan pelonggaran kebijakan The Fed yang belum pasti maka sulit bagi BI untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Sejumlah ekonom memperkirakan BI diproyeksi baru akan memangkas suku bunga pada tahun depan atau setelah ada sinyal pelonggaran kebijakan The Fed.
Mereka memperkirakan BI paling cepat memangkas suku bunga pada kuartal I-2024. Pada saat itu, kebijakan The Fed diperkirakan sudah melunak karena inflasi AS sudah melandai.
Sebagai catatan, pada periode tersebut, peta perpolitikan Indonesia tengah memanas karena ada pemilihan umum dan pemilihan presiden (pilpres) yakni pada Februari 2024.