Top! IHSG Menguat Lagi, 5 Saham Ini Jadi Penopangnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona hijau pada akhir perdagangan Selasa (25/7/2023) hari ini, setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya.
Hingga akhir perdagangan hari ini, IHSG menguat 0,27% ke posisi 6.917,711. IHSG akhirnya kembali menyentuh level psikologis 6.900.
Secara sektoral, sektor energi menjadi penopang terbesar IHSG pada perdagangan hari ini, yakni sebesar 2,16%.
Selain itu, beberapa saham turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut berhasil menghijau kembali.
Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bayan Resources | BYAN | 19,58 | 20.800 | 5,85% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 6,53 | 114 | 2,70% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 5,41 | 5.650 | 0,89% |
Bank Mandiri | BMRI | 4,80 | 5.550 | 0,91% |
Bank Central Asia | BBCA | 3,32 | 9.150 | 0,55% |
Sumber: Refinitiv
Saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kembali menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 19,6 indeks poin. Diketahui, saham BYAN sudah menghijau selama empat hari beruntun, ditopang oleh cerahnya harga batu bara dunia.
Kemudian, tiga saham bank raksasa juga menjadi penopang IHSG hari ini. Adapun tiga saham bank raksasa tersebut yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
IHSG terpantau sudah menguat selama empat hari beruntun sejak Kamis pekan lalu atau setelah terkoreksi selama dua hari perdagangan pada pekan lalu.
Penguatan IHSG terjadi setelah BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya. Hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan untuk tetap menahan suku bunga di level 5,75%.
"Keputusan mempertahankan BI7DRR sebesar 5,75% ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap sesuai sasaran 3 plus minus 1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5 plus minus 1% pada 2024," jelasnya.
Keputusan BI ini sesuai dengan Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral Tanah Air tersebut akan kembali menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.
Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%. Suku bunga sebesar 5,75% sudah berlaku sejak Januari 2023. BI mengerek suku bunga sebesar 225 bp dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini.
Perry menambahkan, kebijakan moneter akan diarahkan kepada penguatan nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang, khususnya imported inflation dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global.
Setelah BI mengumumkan hasil RDG-nya pada siang hari ini, maka investor tinggal menanti keputusan dari bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) terkait kebijakan suku bunga.
Kebijakan The Fed akan mempengaruhi pergerakan dolar AS dan sentimen pasar global yang berimbas pada stabilitas nilai tukar rupiah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)