
Ditengah Gempuran Suku Bunga, Akankah Rupiah Tahan Banting?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah bergerak stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) karena pelaku pasar memilih wait and see menjelang pengumuman kebijakan terkait suku bunga Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Merujuk Refinitiv, rupiah berakhir di posisi Rp 15.020/US$ pada Senin (24/7/2023).Posisi tersebut sama dengan penutupan pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (21/7/2023).
Pada siang ini, Selasa (25/7/2023) pasar menanti pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI. Suku bunga periode Juli diprediksi akan tetap bertahan di level 5,75% untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.
Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%. Suku bunga sebesar 5,75% sudah berlaku sejak Januari 2023. BI mengerek suku bunga sebesar 225 bps dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini.
Suku bunga sudah dipertahankan pada level tersebut dalam lima pertemuan terakhir. BI diproyeksi menahan suku bunga di level 5,75% untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
Nilai tukar menjadi fokus BI saat ini setelah inflasi tidak lagi menjadi kekhawatiran terbesar karena melandai jauh lebih cepat dibandingkan
Inflasi Indonesia melandai dengan cepat dari 5,95% (year on year/yoy) pada September 2022 menjadi 3,52% (yoy) pada Juni 2023. Inflasi inti juga sudah melandai dari 3,36% (yoy) pada Desember 2022 menjadi 2,58% (yoy) pada Juni 2023.
Kendati inflasi melandai, BI diproyeksi belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Pasalnya, masih ada kekhawatiran pasar mengenai kebijakan suku bunga The Fed. Selama The Fed belum memastikan akan melonggarkan kebijakan moneternya, BI diproyeksi sulit memangkas suku bunga
Kebijakan The Fed akan mempengaruhi pergerakan dolar AS dan sentimen pasar global yang berimbas pada stabilitas nilai tukar rupiah.
Mata uang Garuda melemah 0,2% sepanjang bulan ini dan bergerak sangat volatile sepekan terakhir. Nilai tukar rupiah juga masih sangat fluktuatif dengan bergerak di atas atau di bawah level psikologis Rp 15.000/US$.
Analis memperkirakan BI paling cepat memangkas suku bunga pada akhir tahun ini. "BI Rate akan tetap meskipun inflasi terus menurun. Kalau BI menurunkan bunga sekarang berpeluang membuat volatilitas rupiah akan semakin meningkat, terutama karena the Fed msh akan menaikkan bunga acuannya," tutur ekonom BNI Sekuritas, Damhuri Nasution, kepada CNBC Indonesia.
Jika BI akhirnya memutuskan menahan suku bunga maka hal itu diharapkan bisa menopang pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan ekonomi Indonesia masih akan memiliki prospek cerah pada kuartal II-2023 dengan tumbuh di atas 5% (yoy). Artinya, ekonomi domestik akan tumbuh di kisaran 5% selama tujuh kuartal beruntun.
"Jadi kalau tujuh kuartal itu bisa di atas 5%, itu kita melakukan sesuatu dengan benar," kata Sri Mulyani dalam Dinner & Sharing with Sri Mulyani, Jumat (21/7/2023).
Sementara itu, bank sentral AS akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Pasar memperkirakan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga lagi demi melawan inflasi yang masih jauh dari taget. Kendati demikian, kenaikan bulan ini diharapkan menjadi yang terakhir tahun ini, sikap pasar yang lebih forward looking juga menanti adanya sinyal pelonggaran moneter di AS.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu satu jam, pergerakan rupiah masih cenderung stagnan atau sideways. Support terdekat sebagai target penguatan mata uang Garuda masih di level psikologis kuat Rp15.000/US$, posisi ini nyaris berdekatan dengan low candle pada 17 Juli 2023.
Pergerakan harga pada dasarnya selalu dalam siklus yang membuat pelemahan dan penguatan harga akan bergantian terjadi. Oleh karena itu, perlu diantisipasi juga target pelemahan mata uang RI terdekat di posisi Rp15.035/US$ yang diambil dari garis rata-rata selama 200 jam (moving average/MA 200).
![]() Pergerakan rupiah melawan dolar Amerika Serikat |
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Keluar dari Level Rp15.500, Rupiah Kuat Libas Dolar AS