Tunggu Arah Kebijakan Moneter RI & AS, Rupiah Stagnan

rev, CNBC Indonesia
24 July 2023 15:32
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah ditutup stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan hari ini, dengan pasar masih menunggu arah kebijakan moneter Indonesia dan AS terbaru.

Dilansir dari Refinitiv, Rupiah berakhir stagnan melawan dolar AS di posisi Rp 15.020/US$1. Stagnasi nilai tukar Rupiah hari ini ditengarai terjadi karena sikap wait and see dari para pelaku pasar.

Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) akan mengumumkan tingkat suku bunganya pada 25 Juli 2023. Polling CNBC Indonesia yang melibatkan 12 analis/ekonom memperkirakan jika BI masih akan menahan suku bunga di level 5,75% pada bulan ini.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan inflasi yang melambat diperkirakan mendorong BI mempertahankan suku bunganya pada RDG mendatang. Dengan stance kebijakan moneter yang cenderung netral saat ini yang ditujukan untuk mendukung stabilitas Rupiah dan terjaganya inflasi, maka diperkirakan akan tetap mendukung momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka pendek.

Sedangkan dari Amerika Serikat, The Fed akan mengumumkan hasil rapat FOMC pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Rapat FOMC pada bulan ini sangat ditunggu-tunggu karena menjadi "moment of the truth" atas ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed.

Pelaku pasar menilai probabilitas kenaikan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25-5,50% pada bulan ini menjadi 99,2%. Namun, yang ingin ditunggu pasar adalah apakah The Fed memberi sinyal kapan pelonggaran kebijakan akan dilakukan.

Meskipun terjadi depresiasi pada Rupiah, BI mencatat investor asing melakukan net buy di pasar SBN sebesar Rp 4,67 triliun pada 17-20 Juli 2023. Jumlah tersebut jauh lebih kecil dibandingkan pada pekan sebelumnya (10-13 Juli) yang tercatat 6,54 triliun.

Berita positif lainnya yakni keluarnya aturan baru mengenai DHE Sumber Daya Alam (SDA). Aturan DHE diperketat dengan mewajibkan eksportir wajib menyetor minimal 30% DHE selama minimal tiga bulan.

Bahkan jika stabilitas ekonomi goyah, pemerintah dapat melakukan konversi. Pengetatan aturan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pasokan dolar AS di Indonesia sehingga rupiah dapat menguat di masa mendatang.

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya yakni sentimen dari negeri China yang mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2023 hanya tumbuh sebesar 6,3% (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dari ekspektasi yakni sebesar 7,3%.

Sedangkan secra kuartalan, laju pertumbuhan ekonomi China tercatat hanya 0,8% dari kuartal pertama. Angka ini tercatat lebih lambat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang tercatat 2,2%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Manufaktur China Masih Kontraksi, Rupiah Dibuka Melemah Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular