Rupiah Kembali Tak Berdaya

rev, CNBC Indonesia
24 July 2023 09:24
Uang Rupiah Baru (Dok BI)
Foto: Uang Rupiah Baru (Dok BI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sikap wait and see pasar terhadap kebijakan moneter Indonesia dan AS.

Dilansir dari Refinitiv, Rupiah melemah 0,07% terhadap dolar AS ke angka Rp 15.030/US$1. Pelemahan rupiah ini kembali melanjutkan tren pelemahan pada penutupan perdagangan Jumat (21/7/2023).

Fluktuasi rupiah hari ini terjadi di tengah sikap wait and see hingga faktor internal maupun eksternal.

Pada pekan ini, lima bank sentral akan menggelar rapat moneter, yakni Bank Indonesia (BI) Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), Bank Sentral Eropa (ECB), Bank Sentral Jepang (BoJ), dan Bank Sentral Afrika Selatan.

Rapat Dewan Gubernur BI akan mengumumkan tingkat suku bunga pada 25 Juli 2023. Polling CNBC Indonesia yang melibatkan 12 analis/ekonom memperkirakan jika BI masih akan menahan suku bunga di level 5,75% pada bulan ini.

Sementara dari Amerika Serikat, The Fed akan mengumumkan hasil rapat FOMC pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Rapat FOMC pada bulan ini sangat ditunggu-tunggu karena menjadi "moment of the truth" atas ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed.

Perangkat FedWatch milik CME Group menilai pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 99,2% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25-5,50% pada bulan ini. Namun, yang ingin ditunggu pasar adalah apakah The Fed memberi sinyal kapan pelonggaran kebijakan akan dilakukan.

Meskipun sikap wait and see masih dilakukan pelaku pasar, beberapa sentimen menjadi penggerak rupiah hari ini.

Di sisi internal, Bank Indonesia mencatat investor asing melakukan net buy di pasar SBN sebesar Rp 4,67 triliun pada 17-20 Juli 2023. Jumlah tersebut jauh lebih kecil dibandingkan pada pekan sebelumnya (10-13 Juli) yang tercatat 6,54 triliun.

Berita positif lainnya yakni keluarnya aturan baru mengenai DHE Sumber Daya Alam (SDA). Aturan DHE diperketat dengan mewajibkan eksportir wajib menyetor minimal 30% DHE selama minimal tiga bulan.

Bahkan jika stabilitas ekonomi goyah, pemerintah dapat melakukan konversi. Pengetatan aturan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pasokan dolar AS di Indonesia sehingga rupiah dapat menguat di masa mendatang.

Namun, sentimen kurang baik datang dari negeri China yang mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2023 hanya tumbuh sebesar 6,3% (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dari ekspektasi yakni sebesar 7,3%.

Sedangkan secra kuartalan, laju pertumbuhan ekonomi China tercatat hanya 0,8% dari kuartal pertama. Angka ini tercatat lebih lambat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang tercatat 2,2%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular