
Minim Sentimen, Mampukah IHSG Rebound Hari Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (18/7/2023).
IHSG ditutup melemah 0,54% ke posisi 6.830,2. IHSG bertahan di level psikologis 6.800 hingga akhir perdagangan Selasa.
Secara sektoral, sektor teknologi menjadi pemberat terbesar IHSG pada Selasa yakni mencapai 1,38%. Tak hanya sektor teknologi, sektor kesehatan juga menjadi pemberat IHSG yakni sebesar 0,84%.
Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada perdagangan Selasa.
Saham telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi pemberat terbesar IHSG pada Selasa, yakni mencapai 7,4 indeks poin.
Sedangkan saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga menjadi salah satu pemberat indeks pada Selasa yakni sebesar 6,5 indeks poin.
Koreksi IHSG masih dinilai wajar karena sepanjang pekan lalu berhasil ditutup menghijau, alias sudah lima hari beruntun dari Senin pekan lalu hingga Jumat pekan lalu IHSG menguat.
Sepanjang pekan lalu, IHSG berhasil melesat 2,28% secarapoint-to-point(ptp). Investor yang sudah mulai merealisasikan keuntungan karena cerahnya pasar pada pekan lalu juga membuat IHSG terkoreksi.
Di lain sisi, sentimen pasar di dalam negeri pada Selasa cenderung minim, sehingga investor berfokus ke sentimen eksternal, terutama terkait ekonomi China yang mengalami tanda-tanda kelesuan.
Pada Senin kemarin, Produk Domestik Bruto (PDB) China pada kuartal II-2023 tumbuh sebesar 6,3% (year-on-year/yoy), angka ini meleset dari ekspektasi. Berdasarkan perkiraan ekonom yang di surveiReuterspada kuartal II-2023 ini pertumbuhan ekonomi China mencapai 7,3%.
Sementara secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), laju pertumbuhan ekonomi China tercatat 0,8% di kuartal II-2023. Angka ini tercatat lebih lambat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang tercatat 2,2%.
Melambatnya ekonomi China menjadi kekhawatiran besar pasar mengingat Negara Tirai Bambu adalah negara dengansizeekonomi terbesar kedua di dunia sekaligus motor penggerak utama pertumbuhan Asia.
Perlambatan ekonomi China akan berdampak kepada Indonesia yang menggantungkan sekitar 30% ekspor non-migasnya ke China. China juga merupakan salah satu investor terbesar untuk Indonesia sehingga perlambatan di China bisa menahan ekspansi perusahaan China.
Hari ini, investor akan mengamati pergerakan Wall Street dan sejumlah bursa Asia serta sejumlah rilis data makro, seperti realisasi foreign direct investment (FDI) Indonesia per kuartal II.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada Selasa, IHSG tak mampu menembus resistance terdekat di 6.880 (Fibonacci 78,6%), tetapi masih bisa memantul dari support penting 6.808 (Fibonacci 61,8%).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 61,80.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di atas garis sinyal, dengan kecenderungan yang semakin melebar.
Hari ini, IHSG berpeluang menguat terbatas dan menguji resistance penting terdekat di garis MA 200 (6.849) sebelum menentukan arah selanjutnya. Support terdekat untuk IHSG berada di 6.808 (Fibo 61,8%).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat