
Akhirnya Jebol 6.900, IHSG Kemungkinan Tutup Hijau Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level psikologis 6.900 dan ditutup menguat pada sesi I perdagangan Senin (17/7/2023).
IHSG naik 0,48% ke posisi 6.902,72 siang ini. Sebanyak 303 saham naik, 229 turun, dan 199 stagnan.
Nilai transaksi perdagangan sebesar Rp5,03 triliun dan volume perdagangan 13,40 miliar saham.
Dengan ini, hingga istirahat siang IHSG mencatatkan kenaikan 6 hari beruntun.
Sentimen positif dari dalam negeri mewarnai pergerakan indeks saham acuan nasional tersebut hari ini.
Investor cenderung merespons positif dari pelantikan beberapa menteri pada Senin pagi tadi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik beberapa menteri dan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Senin (17/7).
Adapun menteri baru yang dilantik, yakni Budi Arie sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Pahala Mansury sebagai Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Djan Faridz dan Gandi Sulistiyanto sebagai anggota Watimpres.
Setelah pelantikan Menkominfo, Wamenlu, dan dua Watimpres baru, pasar langsung merespons positif, terlihat dari pergerakan IHSG yang nyaris melesat 1% dan berhasil kembali menyentuh level psikologis 6.900.
Selain soal reshuffle kabinet, data neraca dagang yang kembali surplus menambah mood positif untuk pasar di awal pekan.
Surplus neraca perdagangan tercatat tembus US$3,45 miliar pada Juni 2023. Surplus ini naik karena adanya penurunan impor menjadi US$17,15 miliar atau turun 19,40% dari bulan sebelumnya.
Surplus tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Mei 2023 yang mencapai US$ 0,44 miliar. Dengan demikian, RI telah mencetak surplus selama 38 bulan beruntun.
"Pada Juni 2023 ini, neraca perdagangan barang kembali mengalami surplus US$ 3,45 miliar. Namun bisa dicatat angka penurunan impor lebih besar dibandingkan ekspor," kata Sekretariat Utama BPS Atqo Mardiyanto, dalam rilis BPS, Senin (17/7).
Dia menambahkan surplus ini meningkat tajam dari bulan sebelumnya, tetapi masih lebih rendah dari bulan Juni 2022.
"Lebih ditopang oleh komoditas nonmigas yang mencapai US$ 4,42 miliar dengan komoditas penyumbang surplus bahan bakar mineral, kode HS-27," paparnya.
Adapun, surplus kali ini sejalan dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juni 2023 akan mencapai US$ 1,17 miliar.
Impor pada Juni memang tercatat turun 19,40% menjadi US$17,15 miliar didorong oleh penurunan impor mesin dan peralatan mekanik, impor kendaraan dan bagiannya, serta impor migas.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Dalam grafik 1 jam, IHSG terus berada di atas MA 20 yang menjadi trendline sejak 27 Juni lalu.
Pada sesi I, IHSG mampu menjebol level psikologis 6.900, tetapi masih belum mampu menembus 6.930. Kabar baiknya, indeks berhasil bertahan di atas support berupa Fibonacci 78,6% (6.880).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI naik ke area overbought ke 81,72.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di atas garis sinyal, dengan kecenderungan yang semakin melebar. Bar histogram juga terus berada di area positif.
Di sesi II, IHSG berpeluang ditutup di zona hijau dan akan menguji resistance terdekat di 6.971 (Fibonacci 100%). Adapun, resistance terdekat untuk IHSG berada di 6.880 (Fibonacci 78,6%) dan MA 20 (6.830).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat