Market Commentary

10 saham Big Cap ini Bikin IHSG Happy Weekend

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
14 July 2023 16:38
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan akhir pekann Jumat (14/7/2023), di mana pada pekan ini IHSG berhasil menghijau lima hari berturut-turut.

Hingga akhir perdagangan hari ini, IHSG menguat 0,87% ke posisi 6.869,57. IHSG masih berada di level psikologis 6.800 hingga akhir perdagangan pekan ini.

Secara sektoral, beberapa sektor menjadi penopang IHSG pada hari ini, yakni sektor energi (2,41%), properti (1,8%), teknologi (1,39%), kesehatan (1,31%), dan infrastruktur (1,21%).

Selain itu, beberapa saham turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut berhasil menutupi pekan ini dengan menghijau.

Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bayan ResourcesBYAN13,6418.8004,44%
GoTo Gojek TokopediaGOTO8,741133,67%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI8,205.5251,38%
Bank Central AsiaBBCA4,999.2000,82%
Bank MandiriBMRI4,795.4000,93%
Kalbe FarmaKLBF2,532.0702,48%
Adaro Energy IndonesiaADRO1,342.3601,72%
Semen IndonesiaSMGR1,296.8752,23%
Charoen Pokphand IndonesiaCPIN1,295.4751,39%
Telkom IndonesiaTLKM1,243.9300,26%

Sumber: Refinitiv

Saham raksasa batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN kembali menjadi penopang terbesar IHSG yakni mencapai 13,6 indeks poin. Selain BYAN, saham batu bara lainnya yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) juga menjadi leader IHSG yakni sebesar 1,3 indeks poin.

Tak hanya beberapa saham raksasa batu bara, saham bank raksasa juga menjadi leader IHSG, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

IHSG akhirnya melewati pekan ini dengan konsisten ditutup di zona hijau selama lima hari beruntun. Meski sempat terkoreksi sejenak, tetapi pada akhir perdagangan IHSG berhasil bangkit.

Sentimen pasar global yang cenderung positif menjadi pendorong IHSG berhasil menguat. Sentimen tersebut masih berkaitan dengan data inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali melandai pada Juni lalu.

Laporan inflasi produsen (producer price index/PPI) terbaru menunjukkan bahwa inflasi ditingkat produsen naik kurang dari yang diperkirakan dan dibangun di atas optimisme trader dari data inflasi konsumen (consumer price index/CPI) periode Juni lalu, yang keluar sehari sebelumnya.

PPI AS pada bulan lalu naik 0,4% (mtm), dari sebelumnya berkontraksi 0,4% pada Mei lalu. PPI tahunan AS juga jauh lebih rendah yakni naik 0,1% pada bulan lalu, dari sebelumnya pada Mei lalu yang naik 0,9%.

Pada Rabu malam waktu Indonesia, Inflasi konsumen (consumer price index/CPI) AS pada Juni lalu naik 3% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari posisi Mei lalu yang tumbuh 4%. Angka ini juga sedikit lebih baik dari prediksi pasar disurvei oleh Dow Jones sebesar 3,1%.

Laju inflasi Juni juga menjadi yang terendah sejak Maret 2021 di mana inflasi menyentuh 2,6%.

Secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam juga melandai mencapai 0,2% pada Juni 2023, dari sebelumnya yang naik 0,1% pada Mei lalu. CPI bulanan juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi inflasi akan ada di angka 0,3%.

Sementara itu, CPI inti AS mencapai 4,8% (yoy) pada Juni 2023, dari sebelumnya naik 5,3% (yoy) pada bulan sebelumnya. Secara bulanan, CPI inti mencapai 0,2% (mtm) pada Juni tahun ini, lebih rendah dibandingkan 0,4% pada Mei.

CPI inti juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi CPI inti di angka 5% (yoy) dan 0,3% (mtm).

Dengan inflasi konsumen dan inflasi produsen di AS yang melandai, maka sikap The Fed diharapkan bisa melunak secepatnya.

Chairman The Fed, Jerome Powell sudah mengisyaratkan jika The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan setelah menahan suku bunga pada Juni di kisaran 5,0-5,25%.

Pasar kini berekspektasi 92,4% jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada akhir bulan ini. Ekspektasi cenderung menurun dibandingkan pada Kamis yang masih sekitar 93%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Borong Big Cap, IHSG Mendadak Hijau di Detik Terakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular