Market Commentary

IHSG Masih Ngegas, 5 Saham Ini Jadi Penopang

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
14 July 2023 13:25
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergairah pada perdagangan sesi I Jumat (14/7/2023), di mana pada perdagangan sesi I hari ini cenderung lebih stabil.

Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG menguat 0,58% ke posisi 6.849,434. IHSG masih diperdagangkan di level psikologis 6.800.

Secara sektoral, sektor energi kembali menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini yakni mencapai 2,6%. Selain sektor energi, sektor properti dan infrastruktur juga menopang IHSG masing-masing 2,27% dan 1,02%.

Beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut kembali menguat.

Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bayan ResourcesBYAN14,0318.8254,58%
Bank MandiriBMRI4,765.4000,93%
Telkom IndonesiaTLKM3,703.9500,77%
Kalbe FarmaKLBF1,512.0501,49%
Semen IndonesiaSMGR1,506.9002,60%

Sumber: Refinitiv

Saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kembali menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini yakni sebesar 14 indeks poin.

Pergerakan IHSG di sesi I hari ini cenderung lebih stabil dan belum terkoreksi sekalipun. Sentimen global yang masih cenderung positif menjadi 'amunisi' bagi IHSG pada hari ini.

Pelaku pasar masih menimbang dari data inflasi Amerika Serikat (AS) yang terus melandai dan semakin mendekati target yang ditetapkan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebesar 2%.

Laporan inflasi produsen (producer price index/PPI) terbaru menunjukkan bahwa inflasi ditingkat produsen naik kurang dari yang diperkirakan dan dibangun di atas optimisme trader dari data inflasi konsumen (consumer price index/CPI) periode Juni lalu, yang keluar sehari sebelumnya.

PPI AS pada bulan lalu naik 0,4% (mtm), dari sebelumnya berkontraksi 0,4% pada Mei lalu. PPI tahunan AS juga jauh lebih rendah yakni naik 0,1% pada bulan lalu, dari sebelumnya pada Mei lalu yang naik 0,9%.

Pada Rabu malam waktu Indonesia, Inflasi konsumen (consumer price index/CPI) AS pada Juni lalu naik 3% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari posisi Mei lalu yang tumbuh 4%. Angka ini juga sedikit lebih baik dari prediksi pasar disurvei oleh Dow Jones sebesar 3,1%.

Laju inflasi Juni juga menjadi yang terendah sejak Maret 2021 di mana inflasi menyentuh 2,6%.

Secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam juga melandai mencapai 0,2% pada Juni 2023, dari sebelumnya yang naik 0,1% pada Mei lalu. CPI bulanan juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi inflasi akan ada di angka 0,3%.

Sementara itu, CPI inti AS mencapai 4,8% (yoy) pada Juni 2023, dari sebelumnya naik 5,3% (yoy) pada bulan sebelumnya. Secara bulanan, CPI inti mencapai 0,2% (mtm) pada Juni tahun ini, lebih rendah dibandingkan 0,4% pada Mei.

CPI inti juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksi CPI inti di angka 5% (yoy) dan 0,3% (mtm).

Dengan inflasi konsumen dan inflasi produsen di AS yang melandai, maka sikap The Fed diharapkan bisa melunak secepatnya.

Chairman The Fed, Jerome Powell sudah mengisyaratkan jika The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan setelah menahan suku bunga pada Juni di kisaran 5,0-5,25%.

Pasar kini berekspektasi 92,4% jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada akhir bulan ini. Ekspektasi cenderung menurun dibandingkan pada Kamis yang masih sekitar 93%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Borong Big Cap, IHSG Mendadak Hijau di Detik Terakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular