Investor Masih Optimis, Bursa Asia Dibuka Bergairah Lagi

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Jumat, 14/07/2023 08:57 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cerah pada perdagangan Jumat (14/7/2023), di mana investor masih cenderung optimis setelah dirilisnya data inflasi Amerika Serikat (AS).

Per pukul 08:32 WIB, hanya indeks Nikkei 225 Jepang yang terpantau terkoreksi pada pagi hari ini, yakni melemah 0,42%.

Sedangkan sisanya kembali menghijau. Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,64%, Shanghai Composite China naik tipis 0,03%, Straits Times Singapura bertambah 0,55%, ASX 200 Australia terapresiasi 0,36%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 0,99%.


Dari Singapura, ekonominya secara tak terduga berkembang pada kuartal kedua tahun ini, mencegah kekhawatiran pelaku pasar akan resesi secara teknikal di tengah perlambatan ekonomi global.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI), produk domestik bruto (PDB) Singapura pada kuartal II-2023 tumbuh 0,3% secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), dari sebelumnya yang berkontraksi 0,4% pada kuartal I-2023.

Sedangkan secara basis tahunan (year-on-year/yoy), PDB Negeri Singa pada kuartal II-2023 juga tumbuh 0,7%, dari sebelumnya pada kuartal I-2023 yang tumbuh 0,4%, meski masih jauh lebih rendah dari kuartal II-2022 yang tumbuh 4,5%.

Angka MTI, sebagian besar dihitung dari data dalam dua bulan pertama kuartal ini, dibandingkan dengan estimasi median kontraksi 0,2% dalam survei Bloomberg.

Pada Mei lalu, MTI mengatakan ekonomi Singapura akan berkembang di sekitar titik tengah kisaran 0,5% -2,5% tahun ini. Angka tersebut dapat direvisi ketika angka pertumbuhan kuartal kedua Singapura diselesaikan pada Agustus mendatang.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas kembali menguat terjadi di tengah bergairahnya lagi bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan kemarin, karena investor masih optimis setelah dirilisnya data inflasi AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,14%, S&P 500 melesat 0,85%, dan Nasdaq Composite melonjak 1,58%.

Laporan inflasi produsen (producer price index/PPI) terbaru menunjukkan bahwa inflasi ditingkat produsen naik kurang dari yang diperkirakan dan dibangun di atas optimisme trader dari data inflasi konsumen (consumer price index/CPI) periode Juni lalu, yang keluar sehari sebelumnya.

PPI AS pada bulan lalu naik 0,4% (mtm), dari sebelumnya berkontraksi 0,4% pada Mei lalu. PPI tahunan AS juga jauh lebih rendah yakni naik 0,1% pada bulan lalu, dari sebelumnya pada Mei lalu yang naik 0,9%.

Investor sekarang mempertimbangkan apakah ekonomi yang kuat yang digambarkan oleh data terbaru dapat mendorong saham lebih tinggi pada akhir tahun.

"Sebagian besar harga indeks saham dan obligasi naik hari ini karena data ekonomi menunjukkan inflasi turun dengan cepat dan pasar tenaga kerja tetap kuat," kata Bill Merz, direktur investasi senior di US Bank Wealth Management. dikutip CNBC Internasional pada Kamis (13/7/2023).

Optimisme bahwa inflasi akan terus turun mendorong investor untuk membeli saham sembari mereka menanti hasil pendapatan kuartal kedua.

Investor juga tertarik pada obligasi karena sekarang para pelaku pasar mengantisipasi hanya satu kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebelum mereka mulai memangkas suku bunga pada awal 2024.

Setelah investor memantau data inflasi, pada hari ini mereka akan memantau data harga impor Juni dan laporan sentimen konsumen University of Michigan terbaru, keduanya akan keluar di pagi hari waktu AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bursa Asia Anjlok Usai Trump Umumkan Tarif Impor Jepang-Korsel