
Impor China Turun, Cek Emiten-Emiten Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - China kembali membawa sentimen negatif ke dalam negeri. Data Administrasi Umum Kepabeanan melaporkan ekspor negeri Tirai Bambu itu anjlok 12,4% secara tahunan (yoy) pada Juni 2023, begitu juga impor, turun 6,8% yoy
Merosotnya impor China menandakan ekonomi negara tersebut masih lemah. Impor yang melandai menjadi cerminan menurunnya permintaan ke negara tetangganya berkurang. Artinya, ekspor Indonesia ke Tiongkok pun rawan jatuh.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), China dan Amerika Serikat (AS) merupakan negara dengan pangsa ekspor terbesar Indonesia. Komoditasnya beragam mulai dari besi dan baja, batu bara, hingga pakaian.
Badan Pusat Statistik (BPS) baru merilis data ekspor nonmigas Indonesia hingga Mei 2023. Tercatat ekspor nonmigas Indonesia sebesar US$20,4 miliar pada Mei 2023. Dari jumlah itu, ekspor nonmigas dari dalam negeri paling banyak ke China.
Ekspor nonmigas Mei 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,78 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,05 miliar dan Jepang US$1,77 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,12 persen. Sementara ekspor ke Asean dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,97 miliar dan US$1,56 miliar.
Berikut delapan negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia pada Mei 2023:
Turunnya impor China dapat berpengaruh buruk pada hasil kinerja perusahaan yang melakukan penjualan ekspor ke China.
Diketahui tak lama lagi para perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan segera merilis laporan keuangan kuartal II 2023 dimana periode tersebut tercatat dari bulan April hingga Juni 2023.
Sedangkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada April 2023 ekspor nonmigas Indonesia ke sejumlah negara tujuan ekspor terbesar mengalami penurunan. Penurunan nilai ekspor terbesar terjadi ke negara China sebesar US$1,05 miliar atau turun sebesar 18,49%.
Sedangkan nilai ekspor non-migas Indonesia ke China pada Mei 2023 sebesar US$ 4,78 miliar. Catatan itu masih naik dibandingkan kondisi pada April 2023 yang nilainya sebesar US$ 4,62 miliar.
Para pelaku pasar masih menanti data dari BPS untuk nilai ekspor non-migas Indonesia ke China periode Juni 2023 pada pekan depan. Hasil ekspor hingga Juni 2023 inilah yang akan menjadi patokan seberapa besar peningkatan atau penurunan kinerja pada perseroan yang melakukan penjualan ekspor ke China terutama produk-produk non migas terbesar seperti batu bara, besi dan baja, minyak sawit, minyak mentah serta kayu dan produk kayu.
Sektor pada produk non migas terbesar tersebut akan rawan mengalami penurunan kinerja atas turunnya data impor China.
Berikut list emiten di sektor batu bara yang melakukan ekspor ke China.
Berikut list emiten di sektor minyak sawit yang melakukan ekspor ke China.
Berikut list emiten di sektor pengolahan kayu yang melakukan ekspor ke China.
Berikut list emiten di sektor produk olahan kayu (kertas) yang melakukan ekspor ke China.
Berikut data perkembangan ekspor nonmigas (komoditi) hingga Mei 2023 menurut data Kementerian Perdagangan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Market Focus: IHSG Terkapar Hingga Ekonomi China Masih Lesu