Bursa Asia Sudah Mulai Kehabisan Tenaga, Gimana IHSG?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
12 July 2023 08:47
Bursa Asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka beragam pada perdagangan Rabu (12/7/2023), jelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Juni 2023 pada malam nanti waktu Indonesia.

Per pukul 08:30 WIB, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,66%, Straits Times Singapura bertambah 0,38%, dan ASX 200 Australia terapresiasi 0,48%.

Sedangkan untuk indeks Nikkei 225 Jepang ambles 1,11%, Shanghai Composite China turun 0,12%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,27%.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung bervariasi terjadi di tengah menghijaunya lagi bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan kemarin, jelang rilis data inflasi AS periode Juni 2023

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 0,93%, S&P 500 menguat 0,67%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,55%.

Laporan inflasi indeks harga konsumen (IHK) AS pada Juni yang akan dirilis malam ini waktu Indonesia, serta inflasi indeks harga produsen (IHP) Juni yang akan dirilis Kamis pekan ini, akan menjelaskan apakah penurunan inflasi terus berlanjut.

Data inflasi akan menentukan arah suku bunga di masa depan. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan IHK naik 3,1% bulan lalu secara tahunan (year-on-year/yoy).

Setali tiga uang, IHK inti tahunan juga diperkirakan akan melandai ke 5% dari bulan sebelumnya 5,3%.

Sementara IHP, yang merupakan inflasi dari sudut pandang produsen dan grosir, diproyeksikan naik 0,2% bulan lalu, setelah turun 0,3% di Mei.

IHP kemungkinan naik hanya 0,2% dari posisi tahun lalu, yang akan menandai kenaikan tahunan terkecil sejak September 2020, dan dibandingkan dengan puncak 11,7% pada Maret tahun lalu.

Jika IHK dan IHP AS melandai sesuai dengan prediksi pasar, maka itu menjadi sinyal kuat jika ekonomi AS akan melemah.

Pelemahan ekonomi akan membuat pasar tenaga kerja AS yang masih panas saat ini bisa mendingin sehingga inflasi pun akan terus melemah dan mendekati target bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yakni 2%.

Meski begitu, investor tetap memperkirakan kenaikan 25 basis poin (bp) pada pertemuan The Fed 25-26 Juli. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, probabilita pasar yang memperkirakan kenaikan 25 bp mencapai 93%, sedangkan sisanya hanya 7% yang memperkirakan The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya.

Tetapi para pelaku pasar masih ragu-ragu tentang apa yang akan dilakukan bank sentral pada pertemuan September setelah data pekerjaan yang kuat minggu lalu menimbulkan kekhawatiran bahwa pembuat kebijakan akan kembali menaikkan suku bunga setelah jeda di pertemuan edisi Juni.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Masih Lakukan Aksi Profit Taking, Bursa Asia Lesu Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular