Sempat Jatuh, Harga CPO Nanjak Lagi! Kini di Level 3.900

Aulia Mutiara, CNBC Indonesia
Rabu, 12/07/2023 08:23 WIB
Foto: Pekerja berlumuran minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dari Kalimantan saat bongkar muat di Kapal Kencana 89 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali naik di sesi awal perdagangan Rabu (12/7/2023) setelah mengalami sedikit koreski pada perdagangan kemarin.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau naik 0,69% ke posisi MYR 3.916 per ton pada pukul 08:05 WIB. Dengan ini harganya bercokol kembali di level 3.900 setelah terkoreksi ke level 3.800 pada perdagangan kemarin.

Pada perdagangan awal pekan Rabu (11/7/2023) harga CPO ditutup terkoreksi 0.79% ke posisi MYR 3.889 per ton. Dengan ini, secara bulanan harganya kenaikan terpangkas menjadi 2,64%, dan secara tahunan masih mengalami koreksi 6,83%.


Kenaikan harga CPO terjadi saat pedagang mempertimbangkan ekspektasi kenaikan produksi terhadap peningkatan permintaan ekspor.
Berdasarkan data dari surveyor kargo Amspec Agri dan Intertek Testing Services menunjukkan ekspor dari Malaysia selama periode 1-10 Juli naik antara 18,7% dan 26,1%.

Southern Peninsular Palm Oil Millers Association memperkirakan produksi selama 1-10 Juli naik 5,93% dari periode yang sama di bulan Juni.
"Kami memperkirakan tingkat persediaan akan tetap datar atau sedikit meningkat karena produksi hanya diharapkan tumbuh satu digit tinggi pada Juli, dengan peningkatan marjinal bulan-ke-bulan dalam ekspor," kata pialang UOB KayHian dalam sebuah catatan yang dikutip dari Reuters.

Harga minyak sawit mentah akan berada dalam tren naik karena musim produksi puncak yang lebih lambat dari perkiraan dan risiko cuaca saat ini terhadap minyak sawit, kedelai, dan minyak nabati lainnya.

Menurut data Dewan Minyak Sawit Malaysia, persediaan minyak sawit Malaysia pada akhir Juni naik 1,9% menjadi 1,72 juta metrik ton dari bulan sebelumnya, jauh lebih kecil dari perkiraan.

Kondisi tanaman kedelai AS membaik selama seminggu terakhir setelah hujan di sabuk tanaman AS yang kering, meskipun tetap yang terburuk dalam lebih dari satu dekade dan kondisi gandum musim semi memburuk.

Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,7%. Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 0,4%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,8%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Belajar Dari Negeri Jiran, Ini Cara Pabrik Sawit Atasi Masalah