Market Commentary

Saham Tambang Emas RI Kompak Menguat, Ternyata Karena Ini

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
11 July 2023 12:45
Tambang Emas Archi
Foto: Dok Archi Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pertambangan emas RI kembali menguat, menyusul kenaikan harga emas dunia di pasar spot. Pada perdagangan sesi I Selasa (11/7/2023), tercatat delapan saham emas bergerak di zona hijau, satu masih tertekan dan satu bergerak stagnan.

Kenaikan saham pertambangan emas ikut mengerek naik sektor basic material secara umum dengan IDX-Basic Industry tercatat naik hingga 1,18%.

Sebelumnya, Senin (10/7/2023) kemarin harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,04% ke US$ 1.924,99 per troy ons dan berlanjut pagi ini pukul 11.27 WIB yang mana harga emas di pasar spot kembali naik 0,14% di posisi US$ 1.933,65 per troy ons.

Berikut adalah pergerakan saham sektor penambangan emas di Bursa Efek Indonesia Selasa (11/7/2023) pagi pukul 10.29 WIB.

Meski saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) bergerak stagnan kini Perseroan sedang melakukan kegiatan eksplorasi di Meares Soputan Mining (MSM) dan Tambang Tondano Nusajaya (TTN) dengan menghabiskan dana eksplorasi sejumlah USD4,01 juta alias Rp60,2 miliar.

Kegiatan eksplorasi dimulai sejak Januari hingga Juni 2023 yang berfokus pada kegiatan pemetaan, program pengambilan contoh tanah, dan geofisika IP pada area greenfield, dan pemetaan semi detail sampai detail pada area brownfield proyek koridor barat.

Pada proyek koridor barat dibagi untuk kegiatan pengeboran eksplorasi dan pengembangan Sumber Daya Emas (Gold Resource Definition). Sedangkan pengeboran eksplorasi di bagian koridor timur. Kegiatan pengeboran sumber daya emas, dan eksplorasi menggunakan metode pengeboran diamond drilling (DD), dan reverse circulation (RC) diselesaikan melalui perjanjian/kontrak dengan PT Maxidrill Indonesia.

ARCI tercatat memiliki kepemilikan 100% Tambang Emas Toka Tindung, terletak kurang lebih 35 km arah timur laut dari Ibu Kota Manado, Sulawesi Utara, melalui MSM, dan TTN. Tambang Emas Toka Tindung terdiri dari dua kontrak karya jangka panjang hingga 2041 yang meliputi wilayah total seluas 39.817 hektare terbentang di Kabupaten Minahasa Utara, dan Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Meski menguat signifikan, saham emas yang sangat dipengaruhi harga global di pasar spot juga terancam berayun ke zona negatif. Hal ini karena harga emas diperkirakan akan masih akan terus tertekan ke depan dibayangi oleh ekspektasi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS).

Saat Ini pelaku pasar masih menunggu data inflasi AS untuk Juni yang akan keluar besok Rabu (12/7/2023). Inflasi AS masih mencapai 4% (yoy) pada Mei 2023, dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan target The Fed.

Jika data inflasi terbaru masih tinggi, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) berpotensi tetap hawkish dan kembali menaikkan suku bunga. Hal ini dampaknya pada penguatan dolar AS yang akan menekan kinerja emas.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Meroket, Saham PSAB Terbang 10% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular